Thursday, December 22, 2016

Not His Story: Mother, The Real Superhero!

It's been a while since my last post, maafkan saya huhuhu. Since the first day of December, gue mulai mendapatkan kesibukan baru, which is working as intern untuk salah satu perusahaan di daerah Gatot Subroto. Sebetulnya sih pekerjaannya tidak sesibuk itu, but I spend most of my time on the road....

Kesibukkan baru gue ini cukup banyak menorehkan cerita dan suatu sudut pandang baru untuk gue, meskipun baru gue jalani selama 2minggu+. Sudut pandang itu memberikan gambaran nyata tentang perjuangan seorang ibu yang juga meniti karir....like what my mom does.

My mom isn't a stay home mom, sejak gue lahir (bahkan jauh sebelum itu) beliau bekerja sebagai pegawai swasta di berbagai perusahaan (tentunya gak dalam satu waktu hehehe :p). Gue tahu bahwa beliau sangat bekerja keras dan banyak berkorban untuk dua perannya tersebut, tapi semenjak menjalani kesibukkan sebagai intern, gue mulai paham perjuangan beliau. 

Selama kurang lebih 10 tahun belakangan ini, nyokab bekerja di daerah sekitar Sudirman yang membutuhkan sekitar 1.5-2 jam perjalanan dr rumah. Melihat banyaknya waktu yang habis di luar rumah untuk bekerja, gue tetap merasa bahwa she always have time for me and for the family. Dalam dua minggu bekerja, si anak baru ini sudah merasa agak kewalahan membagi waktu....dan di titik itulah gue mulai paham betapa besarnya perjuangan dan pengorbanan nyokab gue selama ini. Bekerja from 9 to 6 (sometimes more than that) ditambah total empat jam perjalanan kantor-rumah dan beliau masih selalu punya waktu untuk gue dan bokap..... It shows me that she's the real super hero. 

Menjalani sebagian kecil dari kehidupan beliau for the last two weeks membuat gue sadar bahwa perjalanan gue masih sangat panjang untuk bisa membuat beliau bangga dan bahagia, meskipun kerap kali beliau bilang she's already proud of me. 

Di hari Ibu tahun ini, lewat kehidupan baru as an intern, gue semakin bersyukur to have her as my mom. Kondisi ini juga menjadi reminder untuk selalu bersyukur atas kehidupan yang gue jalani ini.

Dear mamiun, let me tell you something

For the last two weeks, I experience a small part of your life. It gives me a new point of view about your life, your sacrifice for me and the family, your love.

Terima kasih atas segalanya yang sudah tidak dapat lagi ku jabarkan. Maafkan anak mu ini belum bisa memberikan yang terbaik, yang dapat membuat mu bangga lewat prestasiku, membuatmu bahagia. 

Aku selalu berdoa....semoga Allah selalu menjagamu, memberikanmu kesehatan, memberikan rezeki yang cukup, dan bisa selalu ada di sampingku di setiap waktu. I love you ma....

Selamat hari Ibu, mamiun! 


Selamat hari ibu untuk para ibu dan calon ibu di manapun!


Monday, November 28, 2016

Not His Story: Gogirl! Pop Up Class 2016

Menulis artikel feature itu sama kayak bikin skripsi: gak sebatas hanya menuangkan ide tapi butuh research data yang relevan dan membuat kerangka supaya isi artikelnya gak berlebihan, gak sebatas menarik tapi juga memberikan pemahaman buat pembacanya.
- me

credit: Gogirlmagz.com

Quote di atas gue ambil dari catatan yang gue tulis saat ikutan Gogirl! Pop Up Class di Maxx Coffee, Lippo Mall Kemang, kemarin pagi. Ini adalah kali keempat Gogirl! Mengadakan Pop Up Class dengan berbagai topik yang menarik untuk diikuti. Gue sendiri sebelumnya sudah pernah ikutan salah satu Pop Up Class tahun 2015 lalu, yaitu kelas layout for dummies bersama Managing Editor Gogirl Magazine (yang sekarang  berprofesi sebagai manager), Mbak Yenni Kartika. Begitu tau ada Pop Up Class yang gak terlalu jauh dari rumah, gue langsung daftar dan meracuni Monica, my plus-size buddy, untuk ikutan. Di Pop Up Class kali ini, ada empat kelas yang ditawarkan oleh Gogirl: DIY, Flatlay, Writing, and Beauty class. Gue langsung memilih writing class karena gue penasaran proses tim Gogirl! Magazine dalam mengelola ide sampai akhirnya menjadi artikel yang selalu menarik, informatif, dan inspiring setiap bulannya. I was soooo lucky to have Mbak Esnoe Metha, editor dari Gogirl Magazine, as the mentor during the writing class.



Feature article sendiri bisa dipahami sebagai suatu artikel yang sifatnya subjektif namun tetap didukung dengan fakta-fakta yang relevan. Tujuan utama dari penulisan artikel dengan jenis ini tidak hanya sebatas memberikan informasi saja, tapi juga mempengaruhi pembacanya. Banyak banget feature article di majalah Gogirl! yang berhasil membuat gue menjadi lebih paham atas suatu topik dan mengubah cara pandang gue terhadap suatu hal, yaa salah satunya terkait dengan body image issue yang sering gue bahas di blog gue ini. Nah, ketika pembaca artikel feature berhasil memperoleh informasi dan terpengaruh oleh tulisan tersebut, artinya penulis berhasil menyampaikan hasil pemikiran dan riset yang dilakukannya. 

Dalam menulis suatu artikel, baik di majalah atau untuk keperluan pribadi di blog, seringkali kita punya banyak sekali ide yang rasanya seru banget kalau bisa direalisasikan dalam bentuk tulisan. Namun kemudian, datanglah writer block yang bisa mengakibatkan kita menyerah dengan ide kita itu. Mbak Metha mengakui bahwa hal tersebut sering banget dihadapi tim Gogirl! Saran dari mbak Metha adalah langsung melakukan riset terkait dengan ide yang kita miliki itu. Write down your idea adalah hal yang perlu dan penting untuk dilakukan. Sama seperti menulis skripsi, kerangka penulisan juga dibutuhkan loh dalam membuat feature article! Tujuannya yaa lagi-lagi sama seperti skripsi: menjadi penentu apakah hasil riset kita relevan atau tidak sama ide yang kita punya. Yaaaa... gak salah dong kalau gue menyebut penulisan artikel layaknya bikin skripsi hehehe :p

Selain konten, hal-hal teknis juga harus diperhatikan, such as alur penulisan, kesalahan penulisan alias typo, bahasa yang digunakan, dan EYD. Hemm seems like i'm gonna need my old EYD book back to my desk. Penting juga untuk ask for second opinion untuk memastikan bahwa tulisan kita sudah dirasa tepat untuk dibaca oleh orang lain. 

Setelah mendapatkan penjelasan dari mbak Metha, ada sesi tanya jawab yang diakhiri dengan praktik menulis. Setiap peserta, yang berjumlah 25 orang, diminta untuk membuat artikel dengan tema personality sepanjang 500 kata dalam 60 menit. Gue sendiri sempat stuck begitu mendengar tema untuk praktik penulisan ini. Untungnya, para peserta bisa diskusi sama mbak Metha secara langsung. Awalnya, begitu mendengar tema untuk penulisan ini, gue mau membuat tipe-tipe personality pengguna social media. Tapi, setelah diskusi, gue memutuskan to talk about body insecurity. Rupanya, satu jam itu cepet banget loh berlalunya. Gue merasa, tulisan gue belum maksimal dan belum benar-benar jadi ketika harus dikirim ke e-mail mbak Metha. Tapi apa boleh buat, itung-itung pemanasan untuk menulis lagi setelah beberapa waktu sempat bingung mau menulis apa :p.

Setelah sempat istirahat sejenak sambil menikmati caramel machiatto dari Maxx Coffee, gue dan para peserta lainnya kembali ke lokasi workshop untuk pengumuman 4 artikel terbaik yang akan mendapat hadiah dan dipublikasikan tulisannya di website Gogirl! Tanpa gue duga, artikel yang gue tulis itu dipilih mbak Metha sebagai salah satu artikel terbaik di sesi writing! Alhamdulillah. I got a superb cute gift dan juga kesempatan untuk melihat tulisan gue di website Gogirl! Magazine! Senangnya!! Lumayan banget bisa nambah portfolio.



credit: Gogirl! Magazine Insta-Story

Dalam acara Gogirl! Pop Up Class kali ini, gue gak hanya dapat ilmu baru dan hadiah saja, tapi gue juga bertemu teman-teman baru! Selain Monica, my plus-size buddy, yang selama ini kontak-kontakan via media sosial (check out her OOTD journal on her Insta @mon_monce), gue juga berkenalan (and spent some times together) dengan Adel yang rupanya gemar mendokumentasikan makanan lewat foto-foto yang menarik banget! Silahkan main ke blog-nya AP'S Food Journal atau Instagramnya @adelinpricilia. Gue juga ketemu lagi dengan teman satu kampus, Nabila, yang sebelumnya pernah bareng ikut layout class dari Gogirl! tahun lalu (dan lagi-lagi, gak janjian buat ikutan kelas ini hehe :p).

Well, I have to say that last Sunday was well spent! Semoga bisa ikut Pop Up Class lainnya dari Gogirl Magazine!



Being a Plus-Size Women: Surround yourself with Positive Vibes

quote from Quotesgram.com


When I was in  high school, memiliki tubuh yang langsing selalu ada di resolusi gue tiap tahun. Untuk bisa memberikan tanda check di resolusi itu, gue melakukan berbagai hal, salah satunya adalah melakukan diet tanpa pengawasan yang baik. I stopped eating rice, as my form of diet, at night when I was 13 or 14 years old. Tapi, sebelum merasakan hasil yang gue inginkan, gue malah harus menemui dokter karena merasakan sakit yang luar biasa di bagian perut. Di saat itu lah gue tau bahwa lambung gue ada pada kondisi yang kurang baik dan langsung aja dong gue berhenti melakukan segala macam diet sampai detik ini daripada harus merasakan that kind of pain. 

Merasa insecure karena punya tubuh besar adalah salah satu bentuk 'penderitaan' yang harus gue tanggung karena gak mampu mendapatkan tubuh yang 'ideal' lewat diet makanan yang gue lakukan di masa itu. Pengaruh lingkungan sekitar dan peran media membuat gue merasa bahwa gue kurang cantik karena ukuran tubuh gue yang besar ini. Ada pemikiran bahwa 'ah udah pasti lah gue bakal jomblo terus' karena yaaa tubuh gue gak masuk dalam kriteria 'cewek idaman' para cowok yang gue suka di masa itu.

Meet my dearest besties, Dhyta

Rasa kekhawatiran 'tidak merasa cantik' mulai berkurang (atau mungkin lebih tepatnya teralihkan) ketika gue duduk di bangku SMA. Gue sangat bersyukur di masa SMA, yang konon katanya rasa insecure tentang tubuh lagi heboh-hebohnya, gue dikelilingi oleh orang-orang dengan aura positif. Salah satunya adalah sahabat gue, Dhyta. She's also a plus-size lady, tapi dia adalah bukti nyata bahwa ukuran tubuh gak menghalangi diri kita untuk do something great. Selama masa SMA, dia aktif di organisasi dan rajin banget ikut lomba debat dan pidato, yang tentunya membutuhkan rasa PD untuk bisa tampil di hadapan publik. Dia adalah salah satu role-model gue when it comes to confidence issue. 

Keberadaan media sosial, Instagram to be specific, juga banyak membantu gue untuk lebih PD meskipun punya tubuh yang cukup besar (tinggi 162 cm dengan berat badan 85 kg!). Dengan mengikuti akun-akun yang menebarkan pesan-pesan positif seputar body image issue, gue merasa terbantu untuk terhindar dari rasa insecure about my body. Selain itu, I also try to connect with fellow plus-size women in Indonesia (and also another country) supaya bisa terus termotivasi untuk hidup dengan positive vibes. 

Setelah melakukan refleksi, gue paham bahwa untuk terhindar dari rasa khawatir tentang body image, penting untuk bisa mengalihkan pikiran-pikiran negatif yang dapat mengganggu produktifitas kita. Ada loh orang yang karena punya tubuh besar jadi semakin malas atau tidak produktif karena merasa gak PD untuk do something. Kalau kita terus menerus dipengaruhi oleh negative vibes, upaya untuk mencintai diri sendiri dalam rangka menjauhkan diri dari insecurity bakal sulit tercapai. That's why you need to surround yourself with positive vibes. You can get the positive vibes from people around you, or from social media (just like what I do). 

Untuk me-maintain aura positif tersebut, gue percaya bahwa kita gak hanya sebatas menerima pengaruh positif saja tapi juga memberikannya kepada orang-orang di sekitar kita. Ada banyak cara untuk memberikan aura positif. Gue pribadi memilih untuk menggunakan hobi gue: writing articles on my blog and post some #OOTD photos on my Instagram. 

Alhamdulillah, ada  tanggapan yang positif dari beberapa orang; mulai dari keluarga, teman-teman di kampus, bahkan orang-orang yang gue tidak kenal dalam keseharian gue. In fact, dengan berinteraksi dengan fellow plus-size women di media sosial, gue malah dapat sejumlah teman baru yang bisa diajak sharing tentang body image, saling berbagi rekomendasi tentang tempat belanja pakaian berukuran besar, bahkan sampai ngobrolin soal cowok! 

Meet my fellow plus-size buddy, Monica
Salah satu plus-size women yang gue kenal dari upaya gue berbagi positive vibes adalah Monica. Awalnya gue menemukan Instagramnya dari hasil eksplorasi hashtag yang plus-size related. Setelah ngobrol-ngobrol via comment di Instagram, gue baru inget bahwa dia pernah blogwalking dan menuliskan komentar di blog gue! Dari situ kita keep in touch via Line and we decided to meet sambil ikutan feature writing workshop di acara Gogirl! Pop Up Class (will give you the review soon!). Senang rasanya bisa mendapatkan teman baru dengan ketertarikan yang serupa lewat berbagi positive vibes di media sosial. 

Sepenggal cerita dari gue ini semoga bisa memberikan gambaran bagaimana orang-orang di sekitar kita itu punya pengaruh terhadap diri kita dalam berbagai aspek, salah satunya adalah tentang body image. To live with less insecurity about our body, kelilingi hidup kita dengan orang-orang dan hal-hal yang positif agar kita bisa terus belajar untuk mencintai diri sendiri. In the end, kita bisa menjadi individu yang lebih produktif tanpa harus selalu khawatir (dan bahkan dibatasi) oleh kondisi tubuh kita. 

Semoga bisa membantu kalian yang merasa insecure tentang tubuh kalian! Remember, you're worth it no matter what size you are!

Sunday, November 6, 2016

Recommended by Her: Supply for My Addiction on Stationery

Since I was little, setiap masuk ke toko buku untuk belanja stationery supply for school selalu ada kebahagiaan tersendiri . Mulai dari memilih buku tulis dengan cover yang lucu-lucu, mencari pensil atau ballpen yang terlihat menarik, menentukan tempat pensil yang cukup untuk semua peralatan tulis menjadi kesenangan sendiri. Lebih bahagia lagi kalau bisa menenteng hasil belanjaan keluar dari toko buku :p Sampai sekarang, setiap ke toko buku, gue selalu sempatkan ke bagian stationery. Entah hanya sekedar cuci mata sampai beli alat tulis yang sebenarnya gak butuh-butuh amat tapi terlalu sayang untuk dilewatkan. 

Stationery, atau 'alat tulis' dalam bahasa Indonesia, selalu gue jadikan motivasi untuk bisa produktif saat belajar atau beraktivitas. Pada saat masa-masa kuliah, setiap semester gue pastikan akan ada buku catatan yang berbeda-beda dan sejumlah sticky note sebagai penyemangat. Salah satu permasalahan yang kerap gue hadapi adalah ketika mengunjungi toko buku, stationery yang tersedia kelewat pasaran atau kurang menarik. Nah, pada kali ini, gue mau merekomendasikan beberapa stationery store, online and offline, yang cukup bisa memenuhi my addiction on stationary.

SCOOP
Di Indonesia, toko ini termasuk andalan gue untuk mendapatkan stationery yang lucu-lucu dengan harga yang cukup masuk akal. Biasanya, gue ke toko ini untuk mencari blank card dengan cover yang lucu-lucu dan kertas surat untuk mail exchange dengan sejumlah sahabat pena gue. Kalau jaman gue SD, di toko buku semacam Gramedia masih banyak banget kertas surat yang lucu-lucu, tapi belakangan design yang ditawarkan agak norak *sorry :p* jadi gue lebih prefer untuk main ke SCOOP. Selain kertas surat dan blank card, my favorite stuff yang suka gue beli di SCOOP adalah sticky tab-nya. One of my best buy is the Pantone Color Sticky Tab dengan shades ungu! Kalau di sini, umumnya gaya dari produk-produk yang di tawarkan lebih ke shabby chic. Tapi jangan khawatir, kalau teliti ngubek-ngubek toko, pasti dapat barang-barang lain yang gak kalah keren dengan style yang beda. 
Salah satu notebook that I got on SCOOP


TYPO

Kalau mengunjungi Singapura, ini toko wajib buat gue simply because this shop is my (stationery) heaven. Setiap periode, toko stationery yang berasal dari Australia (dan bersaudara dengan clothing store COTTON ON dan sepatu RUBI) ini rutin mengganti tema toko dan produk-produknya, jadi there's always something new on this shop. Gue pertama kali tahu toko ini pada tahun 2014 setelah googling for some interesting store to shop in Singapore untuk kunjungan ke tiga gue ke negeri singa tersebut. Dari segi harga, kalau di rupiahkan, memang agak pricey sih tapi reasonable banget. Lagipula, setiap saat akan selalu ada promo-promo menarik. Misalnya aja 3 notebook ukuran A5 dengan cover yang sangat sangat sangat sangat lucu dijual dengan harga S$12 , padahal harga satuannya adalah S$5. Items favorite gue di toko ini adalah PLANNER! Sebagai individu yang selalu berusaha merencanakan sesuatu, planner adalah senjata utama gue dan TYPO punya banyak opsi planner yang bisa gue pilih. Harga planner-nya sendiri mulai dari S$12-S$17. Selain planner, gue suka banget sama pilihan notebook mereka karena cover design-nya. So far, produk TYPO favorite gue adalah A6 planner mereka di tahun 2014. 

My stuffs from TYPO

SAYANGNYA, TYPO belum ada toko di Indonesia (padahal saudara-saudaranya sudah...hiks). Jadi buat kita yang ada di Indonesia, bisa belanja online ke website mereka (click here) atau Pre-order lewat sejumlah online shop yang ada di Instagram. Bisa juga titip keluarga atau teman yang berkunjung ke Australia, Singapura (my favorite TYPO store located in Bugis Junction) , Malaysia, Thailand, atau Dubai karena TYPO sudah buka toko di negara-negara tersebut. 

NOTED
Kalau SCOOP dan TYPO adalah dua toko yang offline, NOTED adalah toko stationery online yang jadi pilihan gue untuk mendapatkan personalized notebook and planner. Di online shop ini, ada banyak banget cover design, mulai dari yang patterned sampai yang handwriting, dan insert, mulai dari blank, ruled, daily/monthly planner, financial planner, sampai buku amaliah Ramadhan ada di NOTED. Harganya juga terjangkau banget! Mulai dari Rp 18.000,00 - Rp 38.000,00. Udah terjangkau, banyak banget diskon yang diberikan oleh sang owner. Selain itu, kita bisa menentukan apakah notebook/planner kita mau di personalized dengan nama atau inisial kita di cover bukunya. Untuk ukuran bukunya, tersedia dalam dua jenis: regular size (4.7"x6.7") atau midori size. Selain buku tulis dan planner, NOTED juga menjual isi binder berupa daily/weekly planner dan financial planner loh! Oh ya, kalian gak perlu khawatir pesanan kalian akan rusak saat pengiriman, karena setiap pesanan kita akan diberi bubble wrap untuk memastikan kondisinya tetap baik saat kita terima. Totalitas banget kan?! 

NOTED products that I have


Gue sendiri sudah punya tiga ruled regular size notebook dari NOTED. Buku pertama dan kedua adalah sahabat gue pas skripsian kemarin. Untuk buku ketiga, which is from their latest collection called Black and Gold series, rencananya mau gue gunakan untuk kerja (when I get it of course :p). Meski gue baru punya tiga notebook dari NOTED, gue udah lupa berapa kali belanja di online store ini karena memang produk mereka bisa banget dijadikan hadiah buat orang-orang terdekat. Check out their products on @HelloNoted

WHAT PIXIE SEES
last but not least, online shop dengan nama WHAT PIXIES SEES. Pertama kali tau online shop ini kalau gak salah dari Instagramnya Ucita Pohan yang sempat berkolaborasi untuk notebook series. What I love about their product is the cover. Juara banget design cover nya! Kesukaan gue adalah The Note Series dimana ada judul film-film ternama yang diganti salah satu katanya dengan 'note', seperti STAR WARS menjadi STAR NOTE, A WALK TO REMEMBER menjadi A NOTE TO REMEMBER, dan masih banyak lagi yang lainnya. Semua notebook yang dijual oleh WHAT PIXIE SEES adalah blank notebook, cocok banget buat yang suka gambar-gambar di kala senggang. 

Selain notebook, WHAT PIXIE SEES juga menjual postcard dan greetings card dengan desain yang gak kalah keren dari notebook-nya. Untuk harga juga SANGAT TERJANGKAU karena semua produk harganya dibawa Rp 30.000,00! Murah kaan? WHAT PIXIE SEES juga sering muncul di sejumlah bazaar. Biar gak ketinggalan update dari online store satu ini, go follow @Whatpixiesees on Instagram!
A6 Notebooks from WHAT PIXIE SEES


Nah itu empat stationary store yang bisa jadi rekomendasi kalian untuk memenuhi adiksi serupa dengan apa yang gue miliki, hehehe. Lemme know if you have another stationary store to recommend on comment section! Semoga membantu upaya pencarian kalian!

Wednesday, November 2, 2016

Being a Plus-Size Women: Tips Berpakaian untuk Wanita bertubuh Besar


Wanita bertubuh besar gak bisa tampil stylish? Siapa bilang?!

Kalau kalian sudah membaca tulisan gue "Recommended by Her: 9 Stylish Instagram Account for Plus-Size", pasti bisa melihat bahwa sudah banyak wanita bertubuh besar yang gak kalah stylish sama mereka yang bertubuh langsing. Tapi memang, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam hal berpakaian, wanita (dan pria) bertubuh besar kerap mengalami kesulitan, baik kesulitan untuk mengumpulkan rasa percaya diri maupun mencari ukuran pakaian yang sesuai dengan tubuh.

Sebagai wanita yang masuk dalam golongan bertubuh besar (i'm 84 KG at this moment and always wear size 16 to 18 or XXL), gue mengalami kesulitan-kesulitan tersebut. Ketika berkunjung ke toko pakaian, ada model baju yang saya suka karena sedang 'in' tapi ya masalahnya cuman satu: ketersediaan ukuran buat saya. Giliran ada pakaian yang ukurannya pas, modelnya yang terlalu tua atau biasa aja. Gak enak juga ya punya badan besar :(

Keberadaan sejumlah online store yang menjual pakaian berukuran besar dan kemunculan sejumlah plus-size fashion bloggers and instagrammers adalah anugrah serta jawaban bagi gue dalam hal berpakaian. Gue banyak mendapat inspirasi gaya berpakaian yang tetap terlihat keren meskipun digunakan oleh sosok bertubuh besar ini. Selain dari para plus-size fashion bloggers and instagrammers, gue juga cukup termotivasi untuk lebih pd lewat sejumlah akun yang mempromosikan body positive.

Gue juga memperoleh rasa PD dari feedback orang lain, baik yang dikenal in real life maupun di dunia online. Dari feedback mereka, gue seakan-akan memperoleh support dari mereka. Di sini gue sadar bahwa memang sudah kewajiban bagi para wanita untuk saling support satu sama lain. Kemunculan akun-akun body positive juga sebenarnya bentuk support yang berarti banget bagi para wanita (dan pria) yang merasa 'malu' dengan ukuran tubuhnya yang cenderung besar.

Gue bukan ahli  fashion, tapi berdasarkan pengalaman gue pribadi, ada beberapa hal yang rasanya penting untuk dipahami dan diyakini para wanita bertubuh besar yang masih suka gak PD kalau berpakaian.

1. Don't be afraid to try. Karena dengan mencoba, kita jadi tau do and don't versi kita sendiri. Misalnya aja nih, dari pengalaman gue, baju dengan garis horizontal tuh gak cocok untuk badan besar seperti gue. Tapi karena gue keburu naksir sama satu baju dengan garis horizontal, gue coba aja dulu. Pas dipakai, terlihat fine-fine aja. Jadi apa yang dinilai sebagai don't bagi orang lain, belum tentu berlaku juga buat kita.
2. Utamakan rasa nyaman. Mau pakai baju apapun kalau bikin risih, pastinya ganggu juga kan? Gue pribadi mengutamakan nyaman dalam berpakaian. Nah supaya gak stuck di satu gaya berpakaian, trial dan error itu bisa bantu kita buat meningkatkan level nyaman dalam menggunakan suatu outfit.
3. Ask (and give) for feedback. Meski berpotensi bikin kita insecure, bahkan jadi gak PD, minta pendapat orang lain itu bisa bantu kita terhindar dari berpakaian yang berlebihan. Tau sendiri doong di Indonesia ada banyak banget batasan yang muncul dari nilai dan norma yang ada di Masyarakat. Butuh waktu untuk membiasakan masyarakat di sekitar kita untuk melihat sesuatu yang berbeda. Ada baiknya kita gak cuman take advice or feedback aja, tapi juga gantian memberi feedback kepada orang lain yang punya isu serupa. Kan memang sudah seharusnya para wanita saling support, right? Oh ya, pastikan penyampaiannya yang tepat yaaa jangan sampai dirasa seakan-akan men-judge orang lain.
4. Be yourself. Kita emang diciptakan dan ditakdirkan berbeda dengan orang lain. Boleh saja terinspirasi oleh gaya orang lain, tapi tetap sesuaikan dengan diri kita sendiri karena pakaian yang kita pakai itu 'meneriakkan' diri kita kepada orang lain.

In case you need some inspirations in dressing up, kalian bisa follow akun-akun yang gue rekomendasikan di postingan sebelumnya dan juga check my Pinterest board here.






what I wear
Army Parka by LifeFlowerShop (instagram)
Unbranded Sleveless Shirt
Jegging by Dauky
Blue Sneakers by American Eagles by Payless

Tuesday, October 25, 2016

Not His Story: 10 Minutes in Brow Bar by Benefit Plaza Senayan

To be honest, waxing isn't something that I would choose when it comes to hair removal technique. I definitely will choose shaving instead of waxing. But when it comes to my eyebrow, waxing is the only choice that I have.

Satu tahun yang lalu, gue menantang diri sendiri untuk memperindah alis dengan metode waxing pada sebuah event make over yang diadakan oleh ahlinya eyebrow, Benefit Cosmetics, bersama sejumlah fashion brand lainnya (in case you wanna know about the make over, click here). Mungkin karena tidak terbiasa, gue gak begitu menikmati post-waxing sensation-nya, which is gatal ketika rambut mulai tumbuh kembali. Sebetulnya rasa gatal ketika rambut tumbuh itu biasa gue rasakan setelah shaving bagian kaki, tapi ketika rasa itu muncul di wajah, duh ganggu abis! Sejak itu gue semacam membulatkan tekat untuk jauh-jauh dari yang namanya waxing.

Beberapa waktu yang lalu, gue mulai berfikir untuk kembali melakukan waxing untuk bagian alis mengingat tampilannya yang sudah mulai gak karuan. Belum lagi, gue merasa gak paham sama bentuk alis gue setiap gue mau mencoba menggunakan eyebrow pencil saat belajar dandan. Satu kejadian yang membuat gue merasa memang harus waxing adalah saat gue dengan bodohnya mencoba merapikan alis dengan bantuan gunting dan menyebabkan sedikit kebotakan di alis gue. Hasil akhir dari eksperimen bodoh itu sangat sangat mengganggu dan akhirnya semakin membulatkan tekad mengunjungi Beneft Store terdekat.

Senin lalu (24 Oktober 2016), setelah makan siang, gue menuju Plaza Senayan, tempat salah satu outlet dari Benefit berada. Letak pasti dari toko Benefit ini adalah di lantai dua, di balik The Body Shop. Saat gue datang, gue berfikir bisa langsung melakukan brow waxing. Ternyata, gue harus mengantri terlebih dahulu karena ada satu customer yang sudah booking terlebih dahulu. Tapi gak lama kok jarak antara appointment gue dengan client sebelumnya, hanya sekitar 20 menit. Sambil menunggu, gue sempatkan sholat sebentar dan kembali lagi ke store Benefit. Rupanya, saat gue kembali, client pertama sudah beres dan gue bisa langsung melakukan brow waxing di brow bar dari Benefit.
The Waxing Corner

Tahap pertama yang dilakukan adalah membersihkan sisa-sisa make-up dan kotoran di bagian alis dengan cairan dari Benefit sambil menentukan bentuk alis yang diinginkan. Pilihannya ada dua: mengikuti bentuk alis yang ada atau punya special request. Karena masih newbie soal alis-alisan, gue bermain aman dengan mengikuti bentuk alis yang sudah ada, tetapi dengan satu special request: not to do anything with my unibrow. Kalau buat sebagian besar orang, unibrow merupakan bentuk alis yang harus dihindari, but not for me. Unibrow gue gak lebat sih, jadi gak ganggu juga. Meskipun bisa dihilangkan, gue lebih suka untuk membiarkannya untuk dua alasan: mencegah tumbuh yang lebih lebat kalau di cukur/di wax dan karena itu adalah ciri khas gue. 
BROWVO! by Benefit Cosmetics. Harga di Sephora Indonesia Rp 460.000,-
ka-Brow by Benefit Cosmetics. Harga di Sephora Indonesia Rp 390.000,-
Setelah sepakat untuk membuat alis sesuai bentuk yang ada, pegawai dari Benefit akan menentukan tiga titik untuk membentuk frame alis dengan bantuan eyebrow pencil. Ketika frame tersebut jadi, langsung den proses waxing dilakukan. Cairan lilin yang hangat akan dibaurkan di bagian di luar frame lalu rambut-rambut yang tertutup cairan tersebut akan diangkat dengan menggunakan semacam kain gitu (or plester maybe? i didn't see it). Hal tersebut dilakukan di bagian bawah dan atas alis, baik kiri dan kanan. Setelah itu, untuk merapikan bentuknya, alis kita akan dipotong dengan gunting khusus agar bentuknya lebih jelas dan rapi tentunya. Setelah beres, alis kita akan diberikan semacam gel untuk mengurangi after effect dari waxing, which is gatal dan ada sedikit bentol gitu. Berhubung ada bagian alis gue yang botak, mbak-mbak dari Benefit (i forgot to ask her name, sorry) membantu gue dengan menunjukkan cara menyamarkan kebotakan itu dengan produk eyebrow gel  mereka bernama Ka-Brow! Warna yang dipilih adalah coklat tua dan menurut mbak-mbak Benefit, itu warna yang pas untuk gue (and it is!). Gue juga sempat menanyakan cara menumbuhkan alis kepadanya, dan rupanya, Benefit juga punya produknya loh! Namanya Browvo! Fungsi produk tersebut ga hanya untuk menumbuhkan alis loh, tapi juga dapat berfungsi sebagai primer untuk alis kita.

Final Result

in detail. Coba tebak alis sebelah mana yang botak?
Hanya butuh sekitar 10 menit untuk merapikan alis dengan metode waxing di Brow Bar by Benefit Cosmetic. Untuk biayanya sendiri, gue perlu merogoh kocek sebesar Rp160,000,-. Agak mahal sih buat gue yang pengangguran belum punya uang sendiri, tapi hasilnya worth it kok. Selain brow wax, Brow Bar juga bisa me-waxing kumis-kumis tipis dan rambut-rambut halus di bagian pipi juga loh!
The Services


Kalau ditanya kekurangannya, hemmm mungkin ini karena memang sudah ada perubahan sih...karena setelah waxing gue tidak mendapatkan sample product seperti yang gue pernah baca di blog orang lain. Yaa bisa jadi memang program tersebut sudah gak ada, atau memang masih ada tapi guenya aja gak hoki hehe. Overall, gue puas dengan service dan hasilnya.

Di Jakarta, Brow Bar by Benefit yang jadi satu dengan store-nya hanya ada di tiga tempat: Plaza Senayan, Grand Indonesia, dan Plaza Indonesia. Coba bisa juga main-main ke Sephora karena di beberapa lokasi, ada pop-up brow bar-nya juga. 

Oh ya, menurut mbak-mbak Benefit, ada baiknya kalau melakukan eyebrow waxing itu secara rutin satu bulan sekali. Well, for me...probably will do it once or twice a year aja hehehe :p

Semoga sedikit cerita dari gue ini membantu kalian yang mau coba-coba brow waxing di Benefit yaaa :)



Friday, October 21, 2016

Recommended by Her: 9 Stylish Instagram Account for Plus-Size

Akhirnya menulis untuk section terbaru di blog ini, "Recommended by Her"!! Untuk edisi pertama, gue mau merekomendasikan sembilan akun instagram yang superb stylish dan bisa banget dijadikan sumber inspirasi buat kalian yang bertubuh besar and looking for outfit ideas. Akun-akun ini dimiliki oleh para plus-size women dari sejumlah negara dan juga ada plus-size fashion brand yang gue pribadi suka banget.

Penasaran?

So, what are we waiting for? Let's get started!


@Tiraemon by Aditira Hanim [ Indonesia ]

Gue rasa, nama Tira, the person behind @tiraemon on Instagram, udah gak asing lagi di dunia plus-size fashion Indonesia. Dengan jumlah followers hampir 21.000, Tira menjadi semacam angin segar buat dunia fashion Indonesia lewat foto-foto OOTD-nya yang selalu keren itu. Meski outfit yang biasa digunakan Tira didominasi warna hitam, bukan berarti dirinya enggan menyentuh warna-warna terang dan cerah yang umumnya dianggap fashion taboo buat wanita bertubuh besar loh!

Sebagai sosok wanita bertubuh besar yang stylish, Tira tentunya sudah menarik perhatian sejumlah media. Mulai dari media cetak seperti High End Teen Magazine dan Nylon Magazine, media online seperti Wolipop, sampai pernah masuk televisi bersama dengan sejumlah plus-size women lainnya.

Kamu bisa menemukan gaya berpakaian santai sampai formal, dengan gaya yang sweet sampai yang edgy di Instagram milik Tira ini.

source: instagram.com/tiraemon

source: instagram.com/tiraemon

source: instagram.com/tiraemon

source: instagram.com/tiraemon


@GirlWithCurves by Tanesha Awasthi [ USA ]
She's one of my favorite blogger from the State. Gaya berpakaiannya cenderung casual dan gampang banget untuk 'dicontek' sama wanita bertubuh besar di Indonesia. Foto-foto di akun Instagramnya pun menarik banget dan memanjakan mata para followers-nya. Kalau Tira sering menggunakan warna-warna gelap, berbeda dengan Tanesha. Dirinya sering menggunakan warna-warna pastel dan denim pada outfit-nya. Pattern outfit juga jadi salah satu andalan Tanesha. Gue pribadi sangat merekomendasikan untuk mem-follow akun ini buat kalian yang mencari inspirasi pakaian buat hangout ataupun menghadari job interview yang santai.

Selain membahas fashion and beauty, Tanesha juga sering berbagi resep masakan dan beauty DIY di blog-nya https://girlwithcurves.com/.

So yeah, you should follow her insta and blog!

Source: instagram.com/girlwithcurves

Source: instagram.com/girlwithcurves

Source: instagram.com/girlwithcurves
Source: instagram.com/girlwithcurves



@forever21plus by Forever21 Plus [ USA ]
Sedikit break dari para blogger, gue mau merekomendasikan akun dari fashion brand favorit gue: Forever21. FYI, Forever21 memiliki line khusus wanita bertubuh besar yang diberi nama Forever21Plus. Di akun ini, sang admin gak hanya mengunggah foto-foto dari produk Forever21plus aja, tapi juga me-repost foto-foto OOTD yang menggunakan produk mereka. Alhasil, akun ini berisikan banyak banget sumber inspirasi buat berpakaian bagi wanita bertubuh besar.

Sayang banget forever 21 plus gak masuk Indonesia (meskipun waktu itu katanya pernah 'mampir' di Indonesia tapi karena pasarnya kurang, jadinya dihentikan....hufts). Padahal kalau liat websitenya, baju buat yang berukuran besar tuh bagus-bagus banget! You can play with pattern, bright color, tanpa harus takut bajunya kekecilan.

Selain gaya berpakaian, gue sering menjadikan akun ini sebagai sumber inspirasi buat pose-pose OOTD karena memang kalau punya tubuh plus-size harus tahu angle mana yang pas hehehe.
source: instagram.com/forever21plus
source: instagram.com/forever21plus

source: instagram.com/forever21plus

source: instagram.com/forever21plus

@Rosewood_avenue by Victoria Monitzer [ USA ] 
Setelah jeda dari para blogger, gue kembali merekomendasikan salah seorang blogger asal Amerika bernama Victoria Monitzer. Sebelum menjelajahi blog-nya yang super simpel dan effortlessly stylish, gue mengikuti Instagramnya terlebih dahulu. What I love about her instagram feed is the way she manage it. Foto-foto yang di-upload benar-benar menarik perhatian, gak hanya pada outfit yang ia gunakan, tapi juga dengan background foto-nya yang selalu keren dan bikin pengen terbang ke Amerika, hehe :p

She could make any outfit look cool! Dan menurut gue, gaya dia berpakaian masih cocok kalau dipakai orang Indonesia in many occasion. She mentions that she's a curve queen on her instagram profile, and you know what, she is!
source: instagram.com/rosewood_avenue

source: instagram.com/rosewood_avenue

source: instagram.com/rosewood_avenue

source: instagram.com/rosewood_avenue



@anisacrament by Annissa Mawinda [ Indonesia ]
She shows us that you can't go wrong with black and you can definitely play with it. Annissa Mawinda, sosok dibalik akun @anisacrament dan blog anisacrament.com, adalah wanita bertubuh besar dari Indonesia pertama yang menginspirasi gue (after my mom of course). I still remember seeing her name on Gogirl! Magazine years ago and google her to learn about confidence from her. Meski gaya berpakaiannya bukan preferensi pribadi gue, tapi setiap blog post yang ia unggah tuh menarik banget dan juga menginspirasi gue untuk menjadi sosok yang lebih percaya diri.

Annissa gak takut bermain dengan warna-warna cerah, berbagai jenis bahan pakaian, dan pattern di pakaiannya, meski belakangan ini lebih didominasi warna-warna gelap. What I like about her style is that she never stop doing fashion experiment. Biarpun sering bereksperimen, gaya berpakaian Annissa tetap punya ciri khas.

You should follow her Instagram and her blog to get inspired by her style and her story.
source: instagram.com/anisacrament

source: instagram.com/anisacrament

source: instagram.com/anisacrament

source: instagram.com/anisacrament


@kemalasari
 by Intan Kemala Sari [ Indonesia ]
Nah, kalau ini gue sangat merekomendasikan bagi para plus-size women yang berhijab untuk mem-follow akun instagramnya. Intan Kemala Sari, seorang vlogger dan writer adalah pemilik akun @kemalasari yang dapat kamu jadikan inspirasi, terutama kalau kamu berhijab. Gaya pakaiannya simple dan dia gak takut menggunakan warna putih atau pastel yang selama ini identik sebagai fashion taboo buat wanita bertubuh besar. Tentunya, gaya berpakaian Intan bisa banget dicontek buat kegiatan sehari-hari, such as working, hangout, and even on formal party.

Another thing that I like about her account is that she loves to share her mind on the caption. Gak jarang apa yang ia tuliskan di bagian caption dapat dijadikan refleksi diri untuk menjadi lebih PD dengan tubuh besar.

source: instagram.com/kemalasari

source: instagram.com/kemalasari

source: instagram.com/kemalasari

source: instagram.com/kemalasari
@caro_unchained by Caroline DeLay [ USA ]
Gue sebenernya agak lupa, gue yang mem-follow Caroline duluan atau kebalikannya, yang jelas gue gak menyesal mengikuti akun MUA, Stylist, dan Blogger satu ini. Kenapa? Foto-foto outfit-nya keren banget! Bisa dibilang ada nuansa 90an di setiap foto yang ia unggah. Untuk gaya berpakaiannya sendiri beragam ya, mulai dari yang street style sampe cowgirl style ada (maafkan istilah yang super random ini, I'm only a spectator :p).

Seperti akun instagram lainnya, gue merekomendasikan @caro_unchained ini karena memang menurut gue, gaya berpakaiannya masih possible digunakan di Indonesia yang masih agak 'risih' dengan wanita bertubuh besar yang menggunakan pakaian terlalu terbuka atau terlalu ketat.

source: instagram.com/caro_unchained

source: instagram.com/caro_unchained

source: instagram.com/caro_unchained

source: instagram.com/caro_unchained

If i have to describe her instagram account, i would say that her feed is well managed dan membuat gue teringat dengan akun instagramnya Awkarin (i do enjoy her instagram feed because the color just so....). Warna pink cukup dominan di akun instagram milik Lori ini. Foto-foto outfit of the day-nya pun senada dengan tema pink yang dia usung. 

Untuk gaya berpakaiannya sendiri, mostly girly casual. Pas banget buat para plus-size yang memang pengen tetap terlihat manis di kegiatan sehari-hari. Pakaian yang biasa Lori gunakan dalam foto-foto OOTD-nya terkesan ringan dan pastinya pas buat kondisi Indonesia yang summer all day.

source: instagram.com/loriloveplus_

source: instagram.com/loriloveplus_

source: instagram.com/loriloveplus_

source: instagram.com/loriloveplus_

@Reneetan_ by Irene Tanudibroto [ Indonesia ]
last but not least, akun instagram @Reneetan_ adalah akun yang wajib kamu follow. Kenapa? Selain foto-fotonya yang selalu menarik, pakaian yang digunakan Renee dalam foto-foto OOTD-nya juga super simple! Bisa banget digunakan dalam berbagai kesempatan. Renee juga sering bermain dengan warna-warna menarik pada pakaiannya. Plus-size fashion blogger ini,bersama dengan Aditira, sudah beberapa kali di re-post foto-foto OOTD-nya oleh beberapa akun fashion loh, misalnya saja OOTD Indonesia dan Lookbook Indonesia. Renee juga pernah diliput di majalah High End Teen beberapa waktu lalu.

Di blog nya xoxoreneetan.blogspot.co.id, Renee kerap berbagi tips and trick berpakaian untuk plus-size women loh! Silahkan di cek ya :)
source: instagram.com/reneetan_

source: instagram.com/reneetan_

source: instagram.com/reneetan_

source: instagram.com/reneetan_


Nah, selesai sudah rekomendasi gue untuk 9 instagram yang superb stylish buat para wanita bertubuh besar. Semoga membantu kamu yang sedang mencari inspirasi dalam mix and match baju kamu ya!

Jangan lupa juga Instagram gue di follow (@fkrnand )biar gak ketinggalan update blog gue :p

Have a great weekend people!