Thursday, March 17, 2016

Being Plus-Size Woman: Another Point of View

Sudah lama rasanya gak membicarakan tentang kehidupan as plus-size woman di blog ini, padahal tulisan pertama yang membahas tentang 'Being Plus-Size in Indonesia' lumayan dapat perhatian di blog ini (berdasarkan jumlah viewersnya). Well, here I am, back with my (another) opinion about living in Indonesia as Plus-Size Woman.

Sebenarnya mau membahas tentang isu ini dari akhir Januari silam, tepatnya sebagai bentuk selebrasi atas rilisnya boneka Barbie edisi baru yang (akhirnya) memiliki beberapa bentuk tubuh baru seperti curvy and tall. But somehow, ada aja yang lebih menarik untuk di tulis...well at least according to my mood. Kemudian dorongan untuk menulis topik ini makin mencuat setelah selama seminggu belakangan gue bertemu dengan tiga orang plus-size women yang super inspiratif sebagai bahan untuk skripsi gue, they are Irene Tanudibroto (@reneetan_ on instagram and http://xoxoreneetan.blogspot.co.id/), Annissa Mawinda (www.anisacrament.com and @anisacrament on instagram), dan Aditira (@tiraemon on instagram). Mereka, selama kurang lebih satu tahun belakangan, adalah sumber inspirasi gue untuk menjadi lebih percaya diri, terutama dalam hal berpakaian. Mereka bertiga memiliki gaya berpakaian yang berbeda-beda tetapi punya tingkat percaya diri yang patut dicontoh bagi mereka, warga Indonesia, yang tergolong sebagai plus-size women (size 10 and above ya! kalau kurang dari itu.......).

Selama gue hidup di Indonesia, which is sejak lahir, memiliki tubuh besar adalah sebuah tantangan, terutama di masyarakat. Gue merasa besarnya tubuh gue ini disebabkan oleh kehidupan masa kecil gue yang selalu ditawari untuk nambah kalau makan. Karena gak mau menyakiti hati orang lain, ya gue makan dong ya...Selain itu, alasan tubuh gue bisa terbilang besar karena dulu saat kecil gue kena serangan asma dan gak boleh terlalu berkeringat. Alhasil, gue berusaha untuk tidak terlalu lelah dan perbanyak istirahat alias tidur. Dari dua pengalaman hidup itu, yaa akhirnya terciptalah tubuh besar ini. Saat gue memasuki usia remaja hingga saat ini, gak sedikit orang yang menyindir gue soal bentuk tubuh. Sejak SMA, beberapa teman selalu bilang 'Na, kalau lo kurusan pasti cantik deh' atau 'Na, kalau lo kurus gue mau deh sama lo' atau ada juga yang kerap menyindir kalau gue lagi makan. Sejujurnya, gue terbilang cuek hingga masuk ke satu masa dimana gue merasa super insecure tentang bentuk serta ukuran tubuh karena berbagai alasan. Gue kemudian bertanya pada diri sendiri, 

"apa iya orang-orang lebih suka kalau gue kurus? memang apa salahnya punya badan besar? toh gue bisa jadi andalan kalau harus lomba tarik tambang kan?'

Gue semacam menyimpulkan bahwa masyarakat Indonesia punya preferensi untuk lebih menyukai perempuan yang memiliki tubuh kurus atau langsing. Sedangkan mereka yang bertubuh besar kemudian diasosiasikan dengan hal-hal yang negatif, seperti pemalas, gak sehat, dan (maybe) buruk rupa. No wonder banyak banget perempuan yang rela diet keras agar bisa disukai, meskipun hasil akhirnya mungkin malah bikin mereka gak sehat. 

Kehadiran Plus-Size Fashion di dunia mode satu tahun belakangan ini bisa dibilang semacam gebrakan bagi mereka yang bertubuh besar. Kenapa? Karena akhirnya mode bisa diaplikasikan pada wanita-wanita (dan pria) yang punya tubuh besar. Namun tetap saja ada yang berpandangan bahwa kehadiran plus-size fashion jadi media untuk mempromosikan obesitas kepada masyarakat. Gue masih ingat ketika curvy Barbie diluncurkan, terdapat sejumlah komentar di akun instagram Barbie yang semacam gak setuju dengan kehadiran jenis boneka tersebut. Alasannya ya itu tadi, mempromosikan obesitas kepada wanita, terutama anak perempuan yang jadi target utama penjualan Barbie. Dari komen itu, gue kembali berfikir, apa iya?


My idol as Women's Running Cover!

Hasil dari berbincang dengan ketiga plus-size blogger and selebgram memberikan pandangan lain tentang plus-size fashion. Kalau bisa gue rangkum, kehadiran plus-size fashion sebenarnya gak sama dengan mempromosikan gaya hidup yang gak sehat dan obesitas, melainkan mengajarkan para pria dan wanita dengan tubuh besar untuk mencintai tubuhnya dan menjadi percaya diri untuk mengekspresikan dirinya sendiri ke masyarakat lewat fashion. Bagi yang pernah membaca tulisan gue sebelumnya tentang keputusan gue untuk hidup sehat lewat berolahraga di gym, gue pernah menyinggung bagaimana Tess Holiday, model berukuran 24 yang meski memiliki tubuh besar tapi tetap menjaga kesehatan dengan mengunjungi gym dan berlatih bersama personal trainernya. Itu hanya contoh sederhana bahwa being plus-size isn't (always) equal with being unhealthy. Being plus-size means that you can love your body, accept who you are, and express it with any kind of media, such as fashion. Bagi yang suka mengikuti dunia plus-size fashion, pasti tau doong gimana Ashley Graham berhasil  jadi 'anggota' dari Sport Illustrated beberapa waktu lalu. Selain Ashley Graham, ada juga Nadia Aboulhosn, seorang plus-size fashion blogger yang menjadi cover majalah Women's Running baru-baru ini. Menurut gue itu bisa dijadikan contoh bagi siapapun yang memiliki tubuh plus-size untuk tetap menjaga kesehatannya meskipun memiliki tubuh besar dan menunjukkan ke masyarakat bahwa menjadi plus-size gak berarti sakit.

YASH QUEEN!

Contoh yang gue sebutkan memang orang -orang dari negeri lain, tapi ketiga plus-size women yang gue ajak sharing juga melakukan hal serupa loh! Meski mungkin tidak rutin, mereka tetap berusaha menjaga asupan makan dan tetap berolahraga untuk menjaga kondisi mereka tetap prima. Mungkin yang cukup sering update berolahraga di media sosial adalah Ucita Pohan. Announcer di Cosmopolitan FM itu termasuk rajin banget berolahraga, mulai dari ikut zumba sampai rajin lari pagi sebelum siaran. Menurut gue, gak perlu berolahraga yang harus ke gym tiap hari atau gimana, pilih kegiatan olah raga yang membuat diri kita senang. Misalnya saja, kalau gak suka lari bisa diganti dengan berenang yang lebih fun, atau ikutin gerakan-gerakan olahraga yang udah banyak banget tersedia di youtube. Do something that makes you happy! Karena kalau kita bahagia ngejalaninnya, lebih gak berasa berat juga kan?

Di akhir tulisan ini, gue hanya ingin kembali menekankan bahwa memiliki tubuh besar tidak selalu berarti seseorang tidak menjaga tubuh dan kesehatannya. Memiliki tubuh besar bukan berarti menjadi semacam izin untuk hidup sesukanya tanpa memperhatikan kesehatan diri sendiri. Percaya aja bahwa lewat tubuh yang sehat, kita bisa lebih bahagia. Lewat mencintai diri sendiri kita bisa jadi individu yang lebih baik lagi. In the end, Love your body and be confident!







Saturday, March 5, 2016

Fashion Addiction: Culottes

Masih ingat dong sekitar tahun 2007-2008, trend skinny jeans dengan berbagai warna sempat mewabah di masyarakat Indonesia? tentu masih terbayang juga bagaimana short pants jadi andalan sebagian besar perempuan di Indonesia dalam berpakaian sehari-hari namun tetap terlihat stylist. Kurang lebih satu tahun belakangan ini, trend yang cukup mewabah untuk melindungi bagian pinggang ke bawah adalah penggunaan celana kulot. Nama 'kulot' itu sendiri sebenarnya sudah ada dan dikenal sejak lama. Gue pribadi mengenal istilah kulot di masa SMP (2005-2008) karena salah satu seragam gue memang dipasangkan dengan celana tersebut. Menjadi menarik adalah bahwa celana ini memang dirancang untuk terlihat menyerupai rok. Tentunya bagi gue yang mau terlihat 'manis' tanpa harus menggunakan rok dan tidak membatasi gerakan gue, kulot adalah jawaban yang tepat.

Bagi yang men-follow instagram gue (@fkrnand), sering melihat gue cukup sering mengunggah foto Outfit of The Day dengan menggunakan celana kulot. Belakangan ini gue memang lebih merasa santai dan tetap merasa stylist kalau menggunakan celana tersebut. Bagaimana tidak, gue bisa terlihat menggunakan rok tapi tetap bisa bergerak se-enak jidat :p.




Sebagai pemilik tubuh besar, i usually wear size 16 or 18, mencari kulot yang pas itu cukup tricky. Terutama kalau mencari di kios-kios atau bazaar yang sering ada di mall-mall sekitar kita, kulot yang dijual seringkali terlalu nge-pas atau bahkan kekecilan. Tapi bukan berarti gak ada sama sekali loh, yang penting rela bersabar dan yang paling penting, dicoba dulu sebelum membeli! Mungkin saat pertama kali lihat atau belum dicoba, celana kulot itu terlihat pas dengan tubuh kita. Kalau berdasarkan pengalaman gue sendiri, mencoba di kamar ganti yang seadanya itu penting dari pada saat nyoba di rumah, nyeselnya minta ampun. Trick yang mungkin bisa dicoba adalah, ketika berbelanja kulot di kios-kios atau bazaar, coba gunakan legging supaya kita bisa langsung mencoba celana kulot tanpa harus buka-buka celana kita di sana. Meski tricky, tetapi kalau bisa berhasil mendapatkan celana kulot di kios-kios atau bazaar yang ada di mall, kita bisa lebih hemat sampai 50% sendiri! Celana kulot yang gue beli di kios/bazaar range harganya adalah 130.000IDR-160.000IDR, sedangkan kalau di toko-toko ternama such as Uniqlo, New Look, H&M, dsb, harganya mulai dari 250.000IDR-500.000IDR. Begitu juga di beberapa online shop khusus pakaian besar, range harga satu celana kulot berkisar dari 250.000IDR-350.000IDR.



Pastinya gak mungkin membeli celana kulot tanpa tahu harus pakai atasan seperti apa. Kalau gue biasanya memadupadankan celana kulot dengan atasan kaos yang panjang. Kaos tersebut nantinya akan dimasukkan ke dalam celana kemudian disesuaikan dengan panjang kaos yang kiranya cocok jika dipadu dengan celana kulot tersebut. Selain kaos, bisa juga ditambah dengan outerwear yang agak panjang. Celana kulot juga bisa digunakan untuk acara-acara formal, misalnya dengan menggunakan polo-shirt/kemeja kemudian ditambahkan sweater. Untuk inspirasi lainnya, bisa melihat cara beberapa plus-size fashion blogger favorite gue dalam menggunakan kulot, such as Tanesha Awasthi (@girlwithcurves), atau Renee Tan.



Kunci utama dalam how to look killin' by wearing culottes bagi mereka yang bertubuh besar adalah: BE CONFIDENCE. Mengutip gogirl, in mirror we trust!. Kalau ketika kamu berkaca dan merasa gak nyaman dengan pakaian yang kamu gunakan, then change it!. Karena dengan merasa nyaman, kamu bisa memancarkan keindahan tersendiri bagi siapapun yang melihatnya ;)



and now, i need more culottes in my closet to make my self look cool ;p