Sunday, September 18, 2016

Not His Story: My Very First Make Up and Beauty Workshop

Lately, dunia per-make up-an mulai perlahan-lahan jadi bagian hidup gue. It all started from my intention to do my own graduation make-up, yang pada akhirnya harus gue relakan di tangan yang memang sudah jago make up. Sampai hari ini, menyaksikan sejumlah make-up tutorial di Youtube jadi salah satu kegiatan yang cukup gue nikmati (apalagi kalau Suhay Salim upload video baru....BAH! JUARA EMANG MUA SATU ITU!). Gue yang awalnya agak malas bermain dengan berbagai bentuk riasan (but Lipstick!), jadi mulai berani coba-coba kayak mulai pakai sunscreen tiap keluar rumah, beli face spray biar wajah tetap moisturized, sampai memberi warna ke mata gue. Maybe, for some people, mulai make up di usia 23 tahun udah telat, apalagi sekarang kan anak SMP aja udah dandan (and unfortunately, most of them look much older than me). Tapi berkat Suhay Salim (dan salah seorang peserta make up class, will tell you latter), gue merasa gak telat-telat amat untuk mulai menyentuh dunia make up yang selalu identik dengan perempuan. 

Sekitar satu minggu yang lalu, sebuah unggahan dari akun Instagram milik AEON STORE BSD got my attention. Pasalnya, dalam unggahan tersebut disampaikan bahwa akan ada make up and beauty workshop bersama REVLON, brand yang sudah cukup familiar di telinga (dan wajah) gue, pada tanggal 17 September 2016. Dengan biaya Rp 250.000,- per orang, kita bisa ikut workshop seputar make up dan merawat wajah. Tidak hanya itu, peserta juga akan dapat dua produk Revlon yang harganya sekitar Rp 250.000,00 , voucher produk sebesar Rp 150.000,00 , sekaligus snack. Menurut gue, biaya pendaftaran sangat reasonable untuk brand sekelas Revlon. Setelah memperoleh restu dari nyokab, gue akhirnya mendaftar ke nomor yang tertera di unggahan tersebut.

Selain Revlon, ada dua make up brand lain yang juga akan melaksanakan Make Up Workshop di AEON STORE BSD yaitu The Balm dan Studio Make Up. Gue sangat tertarik dengan workshop-nya The Balm, sayangnya harus daftar berdua dan ga ada satupun teman/sodara yang bisa hadir. Yasudah, maybe next time.

So, back to Revlon Beauty Workshop.

Di pengumumannya, workshop dari Revlon akan dimulai pukul 1 siang. Sebagai anak yang cukup ambi (wtf), gue sudah ada di AEON pukul 11. Kenapa? Karena gue khawatir ga dapet parkiran. AEON kalau weekend kan parkiran udah macam nyari kerjaan: ada banyak tapi yang kosong dan pas dikit  (lah, curhat). Sampai di AEON, gue menuju counter Revlon untuk 'daftar ulang' sekaligus bayar  biaya pendaftaran. Sambil menunggu jam 1, gue keliling AEON dan makan siang bersama nyokab dan tante gue. Gue sengaja datang ke lantai 1 AEON Dept. Store, tempat dilaksanakannya workshop, agak ngaret (by 'agak' i mean lebih 10 menit dari jadwal). Ternyata? Masih kosong tempat workshopnya. Hal tersebut terjadi sampai sekitar pukul 2 siang dan workshop baru mulai sekitar jam 3 sore. BT? Banget! Tapi BT gue hilang begitu saja karena bertemu seorang peserta workshop lainnya bernama Tante Sari. Berawal dari ngobrol-ngobrol yang dimulai oleh beliau, akhirnya gue juga jadi banyak cerita sambil menunggu workshop mulai. Tante Sari mengaku jarang banget menyentuh make up padahal sudah berusia kepala empat. Dari bahas kenapa ikutan workshop Revlon, akhirnya berujung ke pembicaraan seputar kerja dan tempat kuliah gue. Saat gue menyinggung jurusan Antropologi di UI, awalnya gue fikir Tante Sari akan bertanya, 'oh yang gali-gali tanah', just like the others. Tapi ternyata tidak! She asked me wether I know (mas) Aji (salah satu dosen antrop ui) or not. Of course I answered 'kenal tante! Dia dosen aku'. YOU KNOW WHAT?! Rupanya Tante Sari adalah senior gue di antropologi UI dari angkatan 1987. SMALL WORLD GAK SIH! Super random? Yes it was! Yasudahlah, karena tahu sesama anak antrop, kita ngobrol banyak banget sambil menunggu workshop dimulai.

 

Sekitar jam 3 sore, beauty workshop with kak Aie dimulai dengan perkenalan dan mengajarkan step by step membersihkan wajah. Selama ini, rutinitas membersihkan wajah kalau sedang menggunakan make up adalah: membersihkan mata dan bibir dengan make up remover khusus dan membersihkan wajah dengan facial foam. Rupanya, steps nya lebih complicated dari itu. Here's the step:
1. Membersihkan mata dan bibir with special make up remover. Untuk bagian mata, dikompres dulu dengan kapas berisikan cairan lip&eye remover baru ditarik ke arah bawah. Kapas yang sudah kotor tadi dibelah dua kemudian bagian yang kotor dipertemukan. Nah sisi terluar kapas kan jadi bagian dalam kapas tadi, itu kita gerakkan searah jarum jam di bibir kita untuk membersihkan dari sisa-sisa lipstick.

2. Menggunakan milk cleanser. Tuangkan milk cleanser di punggung tangan (why? Karena bagian tersebut yang lebih bersih) lalu kemudian di bagi ke lima titik wajah: dahi, dua sisi pipi, hidung, dan dagu. Untuk pengaplikasiannya, gerakan memutar dengan jari cantik (jari tengah dan jari manis) dari bagian dagu sampai pelipis. Untuk bagian dahi dan hidung, gerakannya naik-turun.

3. Membersihkan milk cleanser dengan tissue.

Ternyata membersihkan wajah aja stepnya lumayan panjang untuk hasil yang terbaik. Nah, setelah membahas cara membersihkan wajah, kak Aie selaku 'guru' di sore hari itu mengajarkan pentingnya menggunakan eye cream dan moisturized sekaligus cara mengaplikasikannya.

Setelah moisturizer sudah 'menempel' di wajah, peserta dijelaskan tentang penggunaan foundation. Biasanya, kalau gue make up (atau di make up-in), foundation baru diaplikasikan setelah primer dan concealer. Kali ini, kak Aie mengajarkan bahwa dengan foundation yang warnanya dua tingkat lebih gelap dari warna kulit kita (bagi yang kulitnya terang. Kalau yang gelap, foundationnya harus yang senada), kita bisa hemat karena ga perlu membeli concealer lagi! Imperfection di wajah gue setelah menggunakan foundation dari Revlon (whipped cream foundation) memang tersamarkan siih. Coverage-nya juga gak heboh jadi gak terlihat seperti  pake topeng. Nah, step selanjutnya ini yang menarik perhatian gue: blush on! Kalau di berbagai make up tutorial, blush on itu dipakai agak-agak terakhir but not this time! Menurut kak Aie, penggunaan blush on setelah foundation fungsinya agar lebih awet berhubung blush umumnya kan bentuknya powder dan mudah hilang. Setelah blush on, baru pakai bedak (powder) yang diaplikasikan dengan brush dan mengikutih arah rambut (which is ke bawah).

Next step: eye area. Pertama-tama yang diajarkan adalah alis. Rupanya, menurut kak Aie, alis gue ini gak perlu menggunakan pensil karena sudah tebal. Cukup menggunakan eyeshadow berwarna abu-abu tua dan foundation  untuk memberikan bentuk di alis. Setelah di berikan contoh oleh kak Aie di alis kanan, gue mencoba sendiri untuk melakukan hal serupa di sisi kiri. Hasilnya? Not bad, cuman kurang lengkungannya aja. But I'll try it again! Beres dengan alis, masuklah bagian kelopak. Nah warna yang digunakan untuk merias kelopak kali ini adalah warna abu-abu tua untuk memberikan kesan smoky. Instead of using brush, gue diajarkan untuk menggunakan jari sebagai aplikator eyeshadow. Gue juga diajarkan untuk menggunakan eyeliner, baik yang berbentuk crayon/pensil dan yang liquid. Gue langsung jatuh hati dengan retractable eyeliner dari Revlon karena penggunaannya gampang. Untuk eyeliner cairnya. Gue juga suka karena brushnya gak terlalu lembut, agak felt tip gitu. Nah, yang agak ribet adalah ketika harus menggunakan eyeliner di waterline karena gue masih ga bisa membedakan waterline dengan daging yang posisinya (sebetulnya) ada di wilayah waterline tersebut. Untungnya, Kak Aie mau dengan baik membantu gue. She added blue line on my waterline, which is AWESOME!! Hasilnya mata gue terlihat cukup fierce when I took of my glasses and look cool when i put my glasses on.

Setelah mata, kita kembali diminta untuk memulaskan blush on di bagian pipi kita dan touch up terakhir dengan compact powder to set the make up sebelum menuju ke counter Revlon untuk memilih warna lipstick. I choose kind of soft pink karena mata gue udah lumayan heboh riasannya.
Here's the final result:

 

Overall, gue suka dengan tampilan make up gue karena gak terlihat berlebihan, cocok for daily use, dan gak ribet sebetulnya. Berkat ikutan workshop dari Revlon, gue jadi paham make up itu sebenarnya sederhana dan bisa disesuaikan dengan baik. Gak hanya itu, membersihkan dan merawat wajah itu penting dari segala aspek agar wajah terjaga bentuknya.

Oh ya, before went home, gue dibekali dua produk revlon: compact powder dan eyeliner serta bisa berbelanja dengan voucher Rp 150.00,00 yang akhirnya gue belikan blush on dan retractable eyeliner.

 
 
 
 

Pengalaman ikut make up dan beauty workshop ini berharga banget buat gue! Thanks a lot Revlon! Semoga next time gak pake ngaret lagi ya :p

Tuesday, September 6, 2016

Fashion Addiction: Back to Basic

For me, fashion is all about how someone dress up to any occasion they attend, no matter how basic they look like or how fancy it is. Fashion, for me, is my way to express my mood, my experience, myself.

Basic stuffs could be extraordinary only by the way you wear it. Instead of wear it in traditional way, I prefer to hang my grey jacket on my shoulder to make it look cooler. Horizontal stripe? Some people say that plus-size woman shouldn't wear it to avoid bigger figure. But I say, it's only about how you present it, in the right way, you may look as amazing as others.The major key to nailed any kind of clothes is being confident! 

Well, I may not be the right person to talk about fashion, but at least you may understand my point of view. Anyway, what I wear:
Striped Tshirt Dress | cotton on
Grey Jacket | (bought at) Warehouse, SCBD
3/4 Dark Blue Denim | -
Pink-Cream Shoes | Zalora.com 






Saturday, September 3, 2016

Not His Story: Time to Refresh!

Gue adalah tipe orang yang memilih berlibur ke pantai atau perkotaan instead of pegunungan/wilayah dingin. Tapi kalau ada yang ngajak, gak akan nolak:p

Bulan Agustus ini, bisa dibilang gue cukup mobile: mulai dari stay di rumah eyang gue selama lima hari, ke Singapore selama empat hari, ngurus wisuda, dan diakhiri dengan bermain ke daerah Puncak selama dua hari.

Mengunjuki sejumlah lokasi wisata di Puncak bersama sepupu-sepupu gue adalah cara paling manis menutup bulan Agustus yang penuh cerita itu. Awalnya, rencana ke Puncak ini telah dibicarakan di akhir bulan Juli, ketika sepupu gue yang berkuliah di Cina berlibur ke Jakarta. Namun, karena ada hal-hal lain, rencana itu terlupakan begitu saja. Di pertengahan bulan Agustus, ketika kita memang sedang berkumpul dalam acara makan siang bersama, tercetus kembali gagasan berlibur ke Puncak. Gagasan itu didukung oleh orang tua kita semua dan bahkan, yang awalnya kita hanya berencana untuk pulang pergi Jakarta-Puncak menjadi stay satu malam di salah satu villa di Puncak milik BI. Belum lagi, kakak sepupu gue yang biasanya bekerja saat weekdays bisa ikut dalam jalan-jalan kali ini. Liburan singkat ini-pun akhirnya dijalankan.

Soekrisno's girls squad

Tujuan pertama di hari selasa, 30 Agustus 2016 itu adalah Taman Safari. Entah takdir atau hanya kebetulan saja, teman kuliah gue menjual tiket Taman Safari dengan harga murah...Rp 90.000,- instead of Rp 150.000,-. Sayangnya, tiket harga murah itu hanya tersedia lima pcs saja. Setelah diskusi, tiket itu langsung gue borong untuk liburan ini. Alhamdulillah, tiket itu benar-benar bisa membawa kami masuk ke Taman Safari, kalau sampe gak bisa...sedih juga ilang uang lagi :". Terakhir ke Taman Safari itu sepertinya belasan tahun yang lalu, alhasil gue cukup amazed dengan banyak hewan yang ada di sana. Salah satu hewan yang menarik perhatian gue adalah Binturong, atau sering disebut Bear Cat. Hewan tersebut benar-benar menggemaskaaaan!!! Rasanya mau gue bawa pulang saking gemasnya. Selama perjalanan menuju taman wisatanya, satu mobil yang terdiri atas gue dan 6 orang sepupu gue lainnya heboh luar biasa. Mulai dari mau foto-foto, mau update snapchat dengan lagu-lagu yang sudah di set dalam satu playlist spotify, sampai yang dagdigdug setiap ada hewan yang medekat. Gue sama sekali gak berhenti ketawa! Snapchat gue pun di hari ini isinya penuh binatang semua :p. Sesampainya di daerah wisata, kita bermain ke bird park dan baby zoo. Yang seru dalam kunjungan itu adalah ketika kita minta tolong salah satu petugas untuk memfoto kita bertujuh, ada seekor lemur yang seakan-akan mau ikutan foto dengan cara lewat di hadapan kami semua. Biar lemurnya bahagia, kita foto bersama deh sama lemur itu :p Selain bird park dan baby zoo, kita juga sempat menyaksikan atraksi singa laut yang superb adorable! Sepupu-sepupu gue kemudian jadi baper saat salah satu singa laut mencium coach mereka...luar biasa!

Us with King Julian from Madagascar
BINTURONG!!! <3

Girls just wanna have fun!

Puas di Taman Safari, kami semua menuju Warpat yang terletak tidak jauh dari restoran Rindu Alam  untuk makan sebelum mengakhiri perjalanan kami di villa milik BI. 

Team Jogja 2014 re-unite :p
Sesampainya di villa tersebut, gue cuma bisa bengong....."Ini tempat gede banget! bagus banget! cucok buat foto-foto", pikir gue. Setelah pemilihan kamar, kami bersih-bersih dan makan (ya makan lagi loh) malam dan dilanjutkan dengan bermain kartu sekaligus curhat colongan di halaman belakang villa. Sebagai anak tunggal, menghabiskan waktu bersama kakak dan adek-adek sepupu menjadi kesenangan sendiri. Gimana nggak? Selain main kartu, kita semua curhat soal mantan, pasangan, sampai upaya mencarikan calon pacar buat para jomblowan dan jomblowati. It was fun! Bahkan, sesi curhat-curhat pun berlanjut saat kita sudah memasuki kamar untuk istirahat. Bener-bener....
Morning Fever

Keesokan harinya, setelah sarapan dan mandi, gue dan salah seorang sepupu gue hunting foto di sekitar rumah. Gak lama kemudian, sepupu-sepupu yang lain ikut nimbrung untuk foto-foto demi mengisi Instagram hahahaha. Sekitar jam 10, kita check out dan melanjutkan perjalanan ke Taman Bunga Nusantara dan mengakhirinya di Cimory River View. 

Overall, that trip was unforgettable and I can't wait for another trip with them next year...semoga di saat itu sudah punya penghasilan sendiri jadi jalan-jalannya bisa lebih jauh, Aamiin.



Hopefully, September will be as fun as August!


Not His Story: Graduated!

I still remember this 'motivational' sentences: "Lulus lah pada waktu yang tepat, bukan tepat waktu. Karena tepat waktu  bisa jadi bukan waktu yang tepat untuk lulus". and then, i add another senctence: "tapi tidak ada salahnya mencoba untuk tepat waktu, siapa tahu memang itu waktu yang tepat".

Kalimat-kalimat itu adalah pegangan gue selama mengerjakan skripsi di enam bulan pertama tahun 2016, terutama ketika merasa bosan dalam pengerjaannya. Gak berasa, tanggal 26 Agustus 2016 kemarin, akhirinya gue lulus di waktu yang tepat dan kebetulan tepat waktu juga. Empat tahun menjadi mahasiswa antropologi banyak banget suka, duka, dan pelajaran berharga yang gue yakin gak akan gue pelajari kalau empat tahun yang lalu gue gak 'nekat' mengundurkan diri setelah belajar di salah satu perguruan tinggi swasta selama satu setengah semester. Alhamdulillah, tali toga sudah di pindahkan ke sebelah kanan dan ada gelar S.Sos di belakang nama gue. Terharu :")

Officially Fikriana Kusuma A.,S.Sos


Anyway, dalam postingan kali ini, gue cuman mau berbagi euforia minggu lalu yang masih terasa hingga detik ini.


Dimulai dari tanggal 25 Agustus 2016, Wisuda Lokal Antropologi Sosial dan gladiresik, or  "foto bersama" adalah highlight dari hari itu. Di hari kamis yang cukup terik itu, gue pagi-pagi sudah nongkrong di salon langganan, Ancha & Adi, di bilangan Cinere. Dengan bantuan mas Adi, wajah gue diberi warna yang berbeda dan rambut gue juga dibentuk berbeda. Sebagai orang yang jarang make-up, gue masih ingat perasaan nggak nyaman ketika harus menggunakan make-up dalam waktu lama. But not this time! Make-up nya long lasting dan gak biki terganggu sama rasa 'cakey' yang suka muncul kalau pakai make-up. Berhubung gue anaknya agak gak bisa diem dan hobi makan, gue meminta mas Adi untuk mengganti lipstick yang tadinya mau ia gunakan dengan lipstick andalan gue, Color Pop Lippie Stix in the 'Lumiere' shade. Tujuannya biar gue bisa dengan mudah touch-up sehabis makan dan minum atau kalau-kalau lupa lagi pakai lipstick hahahah :p. Kemudian, seakan-akan menjadi cerminan dari kehidupan perkuliahan gue selama empat tahun, gue datang ke kampus terlalu pagi. Acara wisuda lokal sebagai acara pertama di hari itu baru dimulai pukul 12 siang, dan gue sudah menginjakkan kaki di kampus pukul 10 pagi. While waiting for 12 o'clock, I went to Starbucks dengan full make up, kebaya berwarna biru, dengan wide-leg pants ditambah sepatu boots kesayangan. Okem kan?! Sekitar setengah 12, beberapa teman yang akan di wisuda bersama-sama rupanya telah datang ke lokasi acara pertama. Tanpa buang waktu, gue dan nyokab langsung menuju FISIP, tempat Wisuda Lokal berlangsung. Salah satu hal yang cukup berkesan di acara tersebut adalah ketika para mahasiswa baru memberikan persembahan lagu dan kemudian memberikan setangkai mawar bagi para (calon) wisudawan. That's so sweeet! Istilahnya, kenal aja enggak tapi mereka memberikan bunga gitu...thank you so much guys!

Make up by: Adi from Ancha & Adi Salon, Cinere
Lipstick: Color Pop Lippie Stix 'Lumiere'
Necklace & Earing: Lovisa, Singapore
Graduates with Mas Ezra
  
Wisuda Lokal Antroplogi Sosial 2016

Setelah acara selesai, para (calon) wisudawan diarak menggunakan tiga angkot yang disewa oleh panitia menuju lokasi gladiresik wisuda. Untungnya gue menggunakan wide-leg pants, jadi naik angkot gak ribet-ribet amat :p. Sesampainya di Balairung, tempat gladi resik, I just found out that rehearsal is actually just a photo session with the dean and the rector. Karena FISIP gilirannya masih agak belakangan, gue dan sejumlah teman-teman lainnya memutuskan untuk foto-foto di kawasan Rotunda, gak jauh dari balairung, sebagai kenang-kenangan sekaligus jaga-jaga kalau keesokan harinya gak kedapatan tempat untuk foto di depan gedung rektorat. Gue baru bisa pulang sekitar jam setengah enam dengan hati senang dan kaki yang terlalu lelah karena menggunakan wedges instead of my chelsea boots...so stupid :"


Di tanggal 26 Agustus, gue juga mengunjungi salon yang sama di pagi hari untuk dirias. Hal yang berbeda dari riasan kali ini adalah, bulu mata palsu gue lebih tebal dan lebih panjang...alhasil, nabrak sama kacamata hehehe but that's not a big problem. Oh ya, instead of wearing kebaya, gue menggunakan dress berwarna lilac dan sepatu boots untuk wisuda. Alasannya adalah karena gue mengutamakan kenyamanan dan memang sepanjang acara wisuda, gue gak ngapa-ngapain selain menikmati acara saja. Lagipula, kostum utamanya kan baju toga bukan? Acara wisuda di mulai pukul 2 siang dan berakhir sekitar setengah 5 sore. Selesai acara, gue langsung menemui junior gue yang dulu menjadi mentee gue saat ospek jurusan. Mereka membawakan gue bunga loh! They're so cute!!! Kita juga menyempatkan diri untuk berfoto bersama sebelum mereka pulang. Selain ketemu para mentee, gue juga bertemu sama sahabat-sahabat SMA plus my boyfriend! Seneng banget setelah beberapa kali jadi orang yang datengin wisuda, sekarang jadi orang yang didatengin wisudanya (you know what I mean, right?). Dito, as my boyfriend, gave me such a beautiful bouquet! Di dalam buket bunga itu, ada dua boneka Captain America, my favorite comic character. Of course it made me soooo happy!! Sempet ketemu sama teman-teman kuliah juga meskipun gak lama, and of course, my Parents!


The Captain America Bouquet
High-school baes!


Well, I am officially graduated and unemployed! Lulus kuliah bukan akhir dari perjuangan, tetapi sebuah langkah baru untuk perjuangan lainnya: mendapatkan pekerjaan yang bisa jadi jalan untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu dari empat tahun perkuliahan.

Vivat academia! Vivat professores! Vivat membrum quodlibet! Vivat membra quaelibet!