Wednesday, June 24, 2015

Being Plus-Size Woman: Celebrating Who You Are!

Sudah dari dua minggu yang lalu sebenarnya, gue ingin membagikan beberapa hal yang berkaitan dengan living as a plus size, tapi ada aja yang lebih seru buat ditulis. Misalnya saja cerita gue nge-bolang ke Dunia Fantasi di H-1 puasa hehehe. So, here we go!

Bagi mereka yang membaca tulisan gue tentang being a plus size di Indonesia beberapa bulan yang lalu, gue sempat membuat statement bahwa fashion blogger berukuran plus-size di Indonesia masih sedikit dan cuma 1 yang gue tau dan itupun tinggalnya gak di Indonesia. Well, gue harus mengoreksi pernyataan gue itu dan mengubahnya menjadi: Terdapat sejumlah fashion blogger, terutama fashion ig-ers yang memiliki tubuh plus size yang berdomisili di Indonesia. Gue rasa, koreksi tersebut di butuhkan mengingat saat gue menulis statement pertama itu, gue akui, minim melakukan penelusuran lebih lanjut. Semua berawal dari sebuah komentar di blog ini tentang online shop untuk mereka yang bertubuh besar, penelusuran gue kemudian berkembang dan saat ini, gue sudah menjadi pengikut beberapa ig-ers bertubuh besar namun gak kalah fashionable dari mereka yang bertubuh normal. Belum lagi, gue menemukan sebuah akun yang selalu me-repost foto-foto #OOTD dari para pengguna instagram yang bertubuh besar. Tentunya, mereka-mereka yang gue temukan lewat hashtag #OOTDPlusSizeIndo atau #OOTDBigSizeIndo menjadi inspirasi gue untuk dress up maupun sekedar menjadi pengingat untuk bisa lebih percaya diri dan mencintai tubuh gue. 

Peran media pastinya punya porsi besar dari semakin dilihatnya wanita (dan pria) dengan size 10+. Kalau bagi gue pribadi, semua berawal dari kemunculan Meghan Trainor dengan lagunya 'All About That Bass' yang memiliki pesan menarik bagi mereka-mereka yang punya tubuh 'berbeda', baik dari segi ukuran maupun bentuk. Gak hanya dari kemunculan lagu tersebut, sosok Tess Holiday juga menjadi suatu gebrakan, terutama di dunia fashion, bagi keberlangsungan plus size fashion itu sendiri. Kalau di Indonesia? Hemmm, gue pribadi belum merasakan dampak yang signifikan banget dari tokoh-tokoh yang adalah orang Indonesia maupun yang ada di Indonesia. Tetapi, keberadaan instagram tentunya jadi semacam wadah untuk mendobrak pandangan masyarakat tentang ukuran dan bentuk tubuh perempuan. 

Masih sulit memang untuk meyakinkan masyarakat (dan diri sendiri) bahwa cantik itu gak terus menerus dilihat dari bentuk fisik, karena yaa pada dasarnya lebih mudah menilai orang lain dari penampakan fisik. Selain lebih menghemat waktu, melihat fisik seringkali dianggap sudah bisa mewakili keseluruhan 'isi' dari seorang individu. Daaaaan, seringkali standar cantik itu mengikuti standar masyarakat barat yang menganggap bahwa perempuan itu yang baik, yang cantik, dan yang tepat setidaknya punya ukuran tubuh yang tepat pula atau harus bertubuh langsing. Padahal, setiap kebudayaan punya definisi cantik yang berbeda-beda, ada yang menganggap perempuan harus langsing, ada juga masyarakat yang melihat perempuan yang cantik, yang baik, dan yang tepat adalah mereka yang berbadan besar, setidaknya itu yang gue pelajari setelah membaca sebuah artikel tentang penyebab eating disorder yang dilandasi keberagaman pandangan tentang menjadi 'wanita cantik'. Di Indonesia sendiri, gue belum menelusuri bagaimana tiap kebudayaan yang ada dari Sabang sampai Merauke mendefinisikan cantik. Tetapi bagi gue saat ini, untuk wanita-wanita modern di area Jakarta, cantik masik diartikan sebagai memiliki tubuh langsing, setidaknya bagi sebagian orang. 

Baik lagu, sosok model plus size, maupun role model bagi wanita bertubuh besar tentunya memberikan sumbangan bagi masyarakat dalam melihat dan mendefinisikan kembali tentant tubuh dan kecantikan. Entah benar atau tidak, gue pribadi merasa keberadaan lagu 'All About That Bass' menjadi awal mula kebangkitan dari kesadaran akan keberagaman bentuk tubuh itu sendiri, terutama mereka yang punya tubuh besar. Berbagai media online semakin sering membahas tentang plus size fashion, ataupun me-redefinisikan kembali tentang apa itu menjadi cantik. Gue sendiri gak tau pengaruhnya ke bagaimana para pria dalam mencari sosok wanita yang tepat, tapi setidaknya peran media tersebut memberikan kemudahan bagi para wanita plus size dalam mengekspresikan diri dan dalam hal berbelanja! Keberadaan online shop yang mendedikasikan diri untuk wanita bertubuh besar menjadi solusi bagi kesulitan kami, para wanita plus size dan big size, dalam mencari pakaian yang tepat. Kalau dalam hal ekspresi diri? Penggunaan hashtag #OOTDPlusSize atau #OOTDBigSize jadi tahap awal untuk menunjukkan rasa percaya diri bagi siapapun yang melihatnya. 

Dalam hal shopping, gue pribadi belum pernah mencoba berbelanja dari sejumlah online shop yang khusus menjual pakaian berukuran plus, tetapi setidaknya lewat media instagram dan blog, gue merasa ada wadah untuk mengekspresikan diri dalam hal berpakaian. Jumlah likes yang gue peroleh, atau komentar yang muncul jadi feedback yang lebih nyata akan diri kita sendiri. Gue sudah beberapa kali mem-posting foto bertema outfit of the day dengan tagar-tagar yang terkait. So far, responnya cukup baik dan rasa percaya diri dalam berpakaian-pun menjadi bertambah. Dengan di re-post-nya beberapa foto #ootd gue di akun lain (seperti akun OOTD Big Size Indonesia atau akun-akun serupa) juga menjadi semacam penyemangat diri untuk bisa lebih percaya diri dan untuk lebih mencintai diri sendiri apa adanya. Namun, gue berpesan bahwa terlepas sebesar apapun badan kita, kesehatanlah yang utama. Meski tubuh besar, bukan berarti olah raga adalah suatu hal yang ditinggalkan. 

Oh ya, ada satu hal lagi yang melekat di pikiran gue seminggu belakangan ini, entah dapat dibilang berkaitan dengan tulisan gue sebelumnya apa gak. Bagi yang suka nonton Asia's Next Top Model season 3, pasti familiar dengan sosok Aimee, finalis dari Singapore. Gue pribadi suka dengan fitur wajah dia, meskipun jagoan utama gue adalah #TeamIndonesia dan #TeamJapan. Nah, pada salah satu sesi foto, Aimee mengalami wardrobe malfunction, dimana celana yang ia gunakan gak bisa di tutup resletingnya. Kemudian, terkait dengan kasus itu, Aimee sempat  ditanya tentang ukuran tubuhnya yang agak membesar. Tetapi kemudian ia menjawab pertanyaan itu dengan sebuah statement yang intinya (berdasarkan yang gue tangkap) dia gak akan mengubah dirinya sendiri, karena yang penting adalah mencintai diri sendiri dengan bentuk dan ukuran apapun. Statement itu gue nilai menarik. Kenapa? Karena gue merasa aneh dengan kompetisi tersebut yang mendorong para modelnya untuk bisa muat dengan sample size. Sedangkan, dalam formulir pendaftarannya (yap, gue pernah nekat mau mencoba mendaftar tapi kurang kuat niatnya hehehe), ditulis bahwa kompetisi ini dengan senang hati menerima model dalam ukuran yang beragam, misalnya plus size model. Gue sendiri kurang paham dengan dunia fashion yang sebenarnya, apakah memang ada sample size untuk mereka yang bertubuh besar (tetapi bukan untuk pakaian khusus plus size)? Kalau Aiimee saja dinilai terlalu besar untuk sample size, apa kabar dengan mereka yang bertubuh 10+ ? Bagaimana sebenarnya industri fashion yang diwujudkan dalan kompetisi next top model mendefinisikan plus size ? Mungkin itu bisa jadi bahan pembahasan di blog ini suatu saat nanti hehehe :D

Statement dari Aimee Bradshaw, 2nd Runner Up AsNTM rasanya tepat untuk menjadi pengingat bagi kita, bahwa penting untuk mencintai diri sendiri dengan ukuran dan bentuk apapun. Meskipun banyak yang menuntut kita untuk menjadi A atau menjadi B, penting untuk memiliki rasa bangga, rasa syukur, dan rasa cinta akan tubuh kita sendiri. Salah seorang teman pernah berujar, "cantik itu relatif,". Ya, menjadi cantik itu bisa dimaknai beragam oleh setiap individu dan masyarakat, jadi jangan berusana untuk menjadi orang lain atau mengikuti ketentuan dari budaya lain yang belum tentu sesuai dengan budaya kita. Intinya, kita harus menjadi diri sendiri dengan kelebihan dan kekurangan yang ada. Dengan rasa percaya diri, orang lain bisa menaruh respect akan diri kita nantinya. :)

Selamat membaca, dan selamat berpuasa! 

No comments:

Post a Comment