Tuesday, July 22, 2014

Not His Story: Spending Summer in Yogyakarta

Finally, something great to blog about!

Setelah empat hari (plus dua hari) tidak menginjakkan kaki di rumah, akhirnya saya bisa kembali di hadapan laptop dan kembali menulis lagi. Now, I'm gonna tell you about my great journey for the last 4 days in Yogyakarta. It was really great and unforgettable. Bahkan saya dan kedua sepupu saya, yang bersama-sama ke Yogya kemarin, berencana untuk kembali berpetualang dengan yang lain...probably next year, Aamiin.

H-2 & H-1
Berhubung di hari Selasa malam saya harus kembali melakukan observasi untuk project yang sedang saya kerjakan, maka saya memutuskan untuk menginap dari hari Selasa hingga hari sebelum keberangkatan ke Yogya, yaitu hari Kamis pagi, di rumah kakek-nenek saya di kawasan Kebayoran Baru. Di hari selasa malam, saya dan kedua sepupu saya, Marsha dan Dio pergi ke salah satu mall di kawasan Jakarta Selatan. Sambil melakukan observasi, saya menghabiskan waktu dengan kedua sepupu saya itu yang untuk 2.5 tahun belakangan tinggal di negeri orang, Cina untuk lebih tepatnya. Saya menemani mereka untuk menikmati Yoshinoya yang kalau di Cina, menggunakan daging babi sehingga mereka tidak bisa menikmatinya. Setelah itu kamu menikmati desert di Magnum Cafe dan kemudian pulang.

Hari rabu pagi, sahur pertama saya tanpa orang tua di tahun ini. Saya menghabiskan sahur hari itu dengan kedua adik sepupu saya dan tante saya (their mom, obviously). Setelah sahur, saya kembali tidur dan bangun cukup siang untuk kemudian merapikan koper yang akan dibawa ke Yogyakarta esok harinya. 

DAY 01, Jakarta-Yogyakarta
We're taking the very first flight, 05.50 AM using Air Asia.

Bangun harus jam setengah 3 untuk mandi (it was FREEZING and yes, I washed my hair) dan sahur. Saya dan Marsha berangkat dari bilangan Kebayoran Baru sekitar pukul 03.45 oleh sepupu saya lainnya, Priska. Sempat khawatir akan terlambat dan gak sempat sholat subuh, tapi Alhamdulillah waktu masih cukup panjang untuk check in, drop barang di bagasi pesawat, dan sholat. Sekitar 05.50 kami take off dengan harapan sampai di Yogya satu jam setelahnya. Ternyata, kami sampai agak lebih cepat. Pengambilan koper dari bagasi pun cukup cepat. 

Berhubung ini adalah perjalanan saya pertama kali tanpa orang tua, jadi sempat agak khawatir karena saya juga harus menjada kedua adik sepupu saya tersebut. Awalnya saya berfikir untuk menuju hotel dengan taksi. Maka dari itu, kami berusaha mengunjungi booth dengan tulisan TAXI. Memang ada antrian di depan booth tersebut sehingga saya dan kedua sepupu saya 'tergoda' untuk menggunakan jasa angkutan yang menawarkan bebas antri. Dari bandara menuju POP! Hotel di jl. A.M. Sangaji kami kena charge sebesar 100.000IDR. Agak shock sebenarnya karena berdasarkan google map, jarang bandara ke hotel tidak sampai 1 jam. Tapi karena kami agak jet lag, kami bayar saja. Agak rugi sebetulnya, tetapi dengan kendaraan itu kami merasa lebih nyaman. Mobil yang kami gunakan adalah avanza sehingga luas, tidak seperti taxi pada umumnya yang cenderung lebih kecil. Saya tidak mau rugi, maka sebelum menuju hotel, saya meminta pak supir untuk melewati kawasan UGM untuk survey lokasi ujian Marsha di hari ke tiga kunjungan kami ke Yogyakarta. Sangat bersyukur karena pak supir bernama Karyono memang tahu lokasi dan banyak bercerita pada kami. Yaaa 100.000IDR sudah dengan pengalaman orang lain yang cukup menari..buat saya pribadi, ruginya hanya di materi saja. 

Sesampainya kami di POP!Hotel, masih terlalu pagi untuk check ini (jam 09.00, yes it is soo early). Akhirnya kami memutuskan untuk berjalan kaki hingga Malioboro. Kami mengalami salah jalan sebetulnya...kami mengikuti arah mobil karena takut untuk menyebrang. Jadi yang seharusnya jalan lurus saja dari hotel, kami malah berjalan memutar. Karena bingung dan masih mengantuk, kami berhenti di KFC Malioboro. Untungnya Priska memang sedang tidak berpuasa, jadi ada waktu untuk rehat sejenak berhubung belum dapat kamar hehehe :p. Di KFC, kami bergosip ria sambil menikmati sejuknya ruangan hehehehe. Satu jam setelah itu, kira-kira, kami memutuskan untuk mengunjungi Keraton Yogyakarta yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kawasan Malioboro. Kami memutuskan untuk naik becak kesana dan menghabiskan 30.000IDR untuk dua becak.Di kawasan keraton, biaya yang harus dikeluarkan adalah 5000IDR/orang+1000IDR untuk biaya izin foto di kawasan tersebut. Kami memutuskan untuk tidak menggunakan guide, selain memang menghemat pengeluaran, kami memang hanya ingin menghabiskan waktu saja disana. Like most girls in my city, selfie is important and also taking pictures to be uploaded to any social media is also important for us. Jadi, dengan monopod (or 'tongsis') kami berfoto bersama-sama. Lucunya, banyak wisatawan asing yang terlihat heran dengan apa yang kami lakukan. Yaaa lumayan lah ya, pahala membuat orang lain tertawa, LOL. Sambil melihat-lihat, kami mampir ke sebuah (well, let me call it) museum yang berisikan peralatan keramik dan perak milik keluarga kerajaan. Seorang penjaga (i guess he's an 'Abdi Dalem', forgot to ask actually) memberikan penjelasan pada kami. Kemudian ia 'membaca' diri kami melalui tanggal lain (or Primbon). Dari hasil membaca tanggal lahir saya itu, ia mengatakan bahwa saya orang yang sedang-sedang saja dari segi kemampuan belajar, mengingat orang tua saya adalah dua orang yang pintar. Ia juga mengatakan bahwa saya dan saudara saya terbilang akrab ( and I Do agree with this!). Yang serunya lagi, ia mengetahui nama kota asal dari keluarga besar saya. 

"Kamu orang Jakarta ya?"
"hmm iya..campuran sih pak sebetulnya"
"hmmmm dari Mojo...."
"lah....iya Mojokerto"
"iya saya lihat kamu ada keturunan dari Mojokerto dan Magelang"

Sedikit kaget sekaligus bingung, kenapa ada Magelang..sedangkan sepengetahuan saya, Magelang bukanlah nama kota yang relevan dengan  kehidupan saya. Ternyata, ketika saya ceritakan hal tersebut pada orang tua saya, kakek dari sisi Ibu memang ada keturunan Magelang....jeng jeng...

Malioboro to The Palace using Becak 

The Gate of The Palace in double vision

Setelah puas mengelilingi Kraton, kami naik becak menuju hotel karena jam sudah menunjukkan pukul 11.00. Kami memutuskan untuk kembali ke hotel dengan harapan sudah bisa check in. Dari keraton menuju Hotel, kami menghabiskan 70.000IDR untuk dua becak (sebetulnya bisa lebih murah kalau jago nawar, ini juga sudah ditawar harganya). Saya sih merasa gak begitu rugi mengingat memang si tukang becak mengajak saya berkeliling meskipun gak saya minta. Alhamdulillah ketika sampai hotel jam 11.30, kami sudah bisa check in dan menikmati kamar hotel tersebut. Awalnya saya khawatir kamar kami akan terasa sangat kecil. Tapi ternyata tidak! Kasur kami cukup untuk 3 orang dan bahkan bisa ditambah 1 orang yang bisa tidur di sofanya. Ada selimut bersih yang dapat digunakan untuk orang yang tidur di sofa. Memang, tidur di sofa kurang nyaman, mengingat ukurannya memang lebih kecil. Untuk bantal, bagi orang ke-tiga yang menginap di hotel (jika ingin) harus membayar 50.000/malam. Yaaa karena saya rasa gak worth it, akhirnya saya menggunakan selimut tambahan dan selimut yang saya bawa dari Jakarta sebagai bantal. Lumayan bikin hangat badan karena AC di kamar cukup dingin, belum lagi di malam pertama menginap saya memang tidur dengan menggunakan tanktop dan celana pendek, hehehe. Oh ya, kami menghabiskan 864.000IDR untuk 3 malam+30000IDR untuk deposit hotel card. Pemesanan kami lakukan secara online melalui booking.com. Di kamar hotel POP!Hotel, tersedia handuk, sabun & shampoo, air panas untuk mandi (dan di wastafel), dan selimut tambahan seperti yang sudah saya infokan sebelumnya. Kamar mandi tidak terlalu kecil bagi saya, tapi memang sulit meletakkan baju tapi cukup untuk meletakkan handuk kok. Hotel ini, dari segi kamar dan pelayanan, saya beri skor 8/10. 

Sesampainya di kamar 251, kami langsung merapikan barang-barang dan terlelap. Terbangun ketika menjelang waktu berbuka, kami langsung menuju lantai satu untuk membeli minuman hangat dari vending machine. Di POP!Hotel Yogyakarta ini ada dua vending machine, yang pertama dari Coca Cola yang isinya minuman bersoda dan minuman dari pabrik tersebut. Satunya lagi adalah untuk minuman hangat seperti kopi dan susu. Harganya 10.000IDR untuk masing-masing minuman. Untuk vending machine dari Coca Cola, kita harus membeli voucher sehargan 10.000IDR di resepsionis. Saya sendiri memutuskan untuk membeli hot milo untuk berbuka. ternyata oh ternyata.....POP!Hotel menyediakan ta'jil berupa teh hangat dan kue-kue. Another 'zonk' moment for that day....Usai menikmati minuman hangat untuk berbuka, kami kembali ke kamar hotel untuk bersiap ke Malioboro. Kali ini kami tidak jalan kaki seperti di pagi hari, kami memutuskan untuk naik becak yang memang sudah ada di depan hotel. Layanan ini memudahkan kami yang ingin berjalan-jalan dengan kendaraan roda tiga tersebut, terutama karena sudah ada price list untuk lokasi-lokasi wisata. Mereka juga bersedia menunggu loh! Untuk kunjungan kami ke Malioboro di malam itu, menghabiskan 60.000IDR PP untuk dua becak. Kami mengunjungi Mall Malioboro untuk makan di food point (lantai 3). Saya dan Marsha membeli gudeg dan Priska membeli bebek peking untuk makan malam. Total dengan minum, kami menghabiskan sekitar 90.000IDR-an. Setelah makan, kami sempat bergosip terlebih dahulu sebelum ke kawasan perbelanjaan di Malioboro dan kembali ke hotel dengan becak yang sama. Kami upayakan tidur lebih awal karena keesokan harinya, kami berencana untuk berjalan-jalan ke pantai. Tapi alhasil, kami baru tidur jam 12 malam karena sudah tidur 5 jam di siang hari.
Ini dia price list becak di POP Hotel Tugu

My dinner @ Malioboro Mall


Thursday, July 10, 2014

Not His Story: Being Happy for 100 Days? COMPLETED!


At first i'm not sure to follow this challenge. Then, I re-read the information from the website,  http://100happydays.com/



 So, I dare myself to post 100 pictures of the thing that makes me happy for 100 days on instagram (you can choose between using Twitter/Facebook/Blog/Email/Instagram). It seems sound easy, but the commitment to do this stuff isn't as easy as you thought. But in search of happiness, i'm willing to do this! Countdown from 100 to 01, and let's go!













The very first post of #100HappyDays

 If you're done with 100 photos of your happy days, you will see that there're lot of things in our life that could make us happy, even in a bad day. And to be honest, it makes me more grateful with my life.

Anyway, you can also DONATE to create another person's happiness by making your own merchandise with your favorite pictures of #100HappyDays starts from 15 USD and they deliver WORLDWIDE! Seems cool huh?








Happiness often sneaks in through a door you didn't know you left open.-John Barrymore 











Thursday, July 3, 2014

Fashion Addiction: Another Chance in Summer

I would like to say to people, open your eyes and find beauty where you normally don't expect it - Jean Paul Gaultier

Working by project makes me could arrange my free time. So, i decide to bring a sweet side of me this summer and dress up. Put a dress and buy a pair of heels in my favorite color to bring another chance to bring another side of me...
 this summer.

Wearing: Printed Folk Pattern Dress by Forever21, Daily Eyewear by Ray Ban, Summer Bracelet, Infinite Ring, Minty Heels by BATA.

Make Up: MaybellineClear Smooth with SPF18 (Honey), Maybelline Volume Express Turbo Boost Mascara, Make Up For Ever Eyeshadow, Boho Cosmetics Lipstick Mate Transparent (307), 








Photo taken using iPhone 4, edited using Photoshop CS3, Afterlight Application (iOS), and VSCOCam application (iOS)