Tuesday, June 19, 2018

Sending Positive Vibes through Responding to Comment


"Na, inget timbangan...nanti rusak. Jangan makan banyak-banyak!"


How's your Lebaran so far? Sudah lewat beberapa hari, tapi vibe Idul Fitri masih terasa banget hingga hari ini. Jakarta yang masih terasa super lengang dan masih banyak kosongnya tempat parkir di mall jadi indikator bahwa semangat Idul Fitri masih cukup menggema. Mungkin masih ada juga yang berkeliling ke rumah keluarga untuk saling maaf memaafkan atau sekedar berkumpul sambil nostalgia masa kecil. 

Bertemu keluarga di Hari Raya ini pastinya meninggalkan kesan tersendiri bagi kita, sebabnya? Beragam! Mulai dari kesempatan untuk catching up dengan keluarga yang tinggal berjauhan, menikmati hidangan khas lebaran yang hanya bisa dinikmati sekali setahun, memenuhi kantong dengan uang THR pemberian om dan tante (yang tak dapat lagi ku rasakan tahun ini hahaha), dan yang gak ketinggalan, kesempatan untuk menguji kesabaran saat mendengar komentar-komentar dari keluarga kita tentang kehidupan kita saat ini baik tentang karir, pendidikan, hingga yang agak sensitif seperti....bentuk dan ukuran tubuh. Yaaa sepenggal percakapan yang gue tulis di awal tulisan ini adalah contohnya.

Bagi mereka yang memiliki tubuh dengan size yang 'berbeda' dari masyarakat pada umumnya, percakapan diatas sudah sering didengar tiap tahunnya. Bahkan, tak perlu menunggu moment lebaran, dalam kehidupan sehari-hari pun, komentar-komentar tentang penampilan juga biasa kita dengar dan baca lewat media sosial, baik untuk diri kita sendiri ataupun dari pengalaman orang lain. Menghadapi kondisi seperti ini, sometimes i wish people could stop commenting about other's physical appearance and be nice both in real and virtual life. 

Agak sulit dipungkiri bahwa penampilan fisik adalah topik yang mudah untuk membuka suatu percakapan dengan orang lain. Untuk gue pribadi, don't judge book by its cover is pretty hard thing to do, karena halaman depan dari buku-lah yang paling mudah untuk dilihat dan jadi referensi awal kita untuk menilai. 

I think it's natural for human being to believe what they see first and once they want to know more, they dig deeper. The main challenge here is to keep the thought about what you've seen inside your mind  first instead of saying it out loud without having enough reference that could support your judgement. 

For me, komentar soal penampilan fisik itu bikin aura-aura buruk terasa lebih kuat dan sangat berdampak pada mood gue saat itu, apalagi kalau sudah bernada negatif. Meminta orang lain untuk berhenti membahas penampilan fisik punya tantangan tersendiri. I personally believe, you can't change the world without changing yourself first. Di saat kita tidak dapat mengubah atau menghentikan orang lain untuk berkomentar tentang penampilan fisik kita, kenapa kita tidak mencoba mengubah cara kita menanggapi komentar dari mereka?


Start Responding instead of Reacting.

Menanggapi komentar dari orang lain ada dua cara sebenarnya, reacting dan responding. Kalau dipikir-pikir, memberikan reaksi dan memberikan respon sepertinya sama saja ya? Sama-sama intinya menanggapi. Mungkin lewat case ini, kita bisa lebih memahami perbedaan keduanya.

Beberapa hari yang lalu, ada seorang pengguna instagram yang meninggalkan sebuah komentar  yang cukup menarik di foto yang gue upload. Begini bunyi-nya:




Saat membaca komentar ini, jujur saja perasaan gue beragam. Di satu sisi, merasa agak terganggu karena sebelumnya belum pernah berinteraksi dengan pengguna tersebut lalu ditinggalkan komentar yang yaaa nyerempet soal fisik. Seakan-akan gue diangkat hanya untuk dijatuhkan. Di sisi lain, merasa lucu dan seneng-seneng aja disebut mirip seorang aktris ternama yang cukup dikenal memiliki paras cantik dan berbakat. Kira-kira, kalau ada komentar seperti ini di foto instagram kalian, what will you do? 

Show your anger through your reply or analyse it to find the best answer for the sender?

Jika kamu memilih mengekspresikan rasa terganggu atau kekesalan kamu dengan membalas komentar tersebut, artinya kamu bereaksi/reacting. Mengacu pada artikel dari Psychology Today, React memiliki sifat yang instan dan didorong oleh kepercayaan, bias dan sifatnya tidak disadari. Seringkali, React dikaitkan juga sebagai tanggapan yang secara tidak sadar kita keluarkan ketika merasa tidak nyaman atau terancam. Seperti yang sudah gue sampaikan, ada rasa terganggu ketika membaca komentar tersebut. Kalau gue memilih untuk mengunggulkan rasa tersebut, kemungkinan besar akan ada amarah dalam balasan gue kepada pengirim komentar tersebut. Kira-kira, gue bisa saja menjawab seperti ini: Hey, what do you mean by writing that? how dare you write that kind of comment but never really trying to get to know me first? Dan apabila hal itu yang gue realisasikan, akan ada kemungkinan seseorang merasa tidak nyaman dan tersinggung. Alhasil, yang terjadi malah konflik dan negative vibe makin menjadi-jadi.

Instead, I choose the second option, to analyse the comment and try to know more on the writer. Turns out, penulis komentar itu adalah salah satu pengikut akun gue di instagram dan belum pernah berkenalan sebelumnya. Sayang, akun-nya terkunci sehingga I can't really dig deeper about her. Karena gue belum mengenal orang itu lebih lanjut dan sebenarnya komentar itu belum tentu juga bertujuan untuk mengejek gue, then I decided to thank her and took it as a compliment. I mean, i should thank her to see me looks similar to one of Indonesian talented actress, right?

Tindakan yang gue lakukan itu adalah responding to the comment. Again, mengacu ke Psychology Today dan dari Zen Habits, Response itu biasanya dilandasi oleh informasi yang diperoleh dari kesadaran dan ketidaksadaran kita. Dengan memberikan respon, artinya kita mengumpulkan informasi dan mengolahnya sebagai bahan pertimbangan atas tindakan kita. 

Berdasarkan pengalaman, dengan memberikan respon, ada aura yang jauh lebih positive ketika tombol send ditekan atau saat diucapkan. Tidak ada rasa bersalah karena marah-marah ke orang lain dan tentunya, hubungan baik dapat tetap terjaga. Memberikan response juga menjadi cara gue untuk menjawab komentar-komentar seputar fisik gue yang terucap dari orang-orang terdekat. Instead of marah-marah dan bilang "apaan sih!" atau ngedumel sendiri, gue memilih untuk menjawabnya dengan candaan-candaan supaya tidak ada yang merasa tersinggung dan hati lebih terasa tenang.

How to Respond

Memberikan respon bukanlah perkara mudah, it took time for me to implement it on daily life. In fact, gue masih dalam proses untuk bisa lebih banyak memberikan respon pada kondisi-kondisi tertentu. Secara ringkas, Zen Habits menyarankan bahwa untuk bisa memberikan respon, dua hal terpenting yang harus dipelajari adalah mindfullness dan to pause before act. 

Mempelajari mindfullness artinya kita berusaha untuk mengenal diri kita sendiri dan aware pada kondisi apa saja yang sering mendorong kita untuk memberikan reaksi instead of respon. Analisa kondisi-kondisi dimana kamu merasa tidak nyaman atau terancam dan tanggapan apa yang biasa kamu berikan. Misalnya, saat menerima komentar soal bentuk tubuh yang bernada negatif, biasanya apa sih tanggapan kita? dan bagaimana hasil/impact dari tanggapan yang kita ekspresikan untuk diri sendiri maupun untuk orang lain? 

Then, learn to pause before act artinya kita harus memastikan bahwa tindakan kita adalah yang tepat, karena cepat belum tentu lebih baik. Take time untuk memikirkan dampak yang akan muncul apabila kita hanya bereaksi, instead of responding. Take time untuk menenangkan diri dan berupaya berfikir positif. 

In the End....

I know it's hard to not giving any reaction over people's comment about our physical appearance. We may think that they just being mean to us and intentionally want to hurt us and it's normal for us to defend ourselves by being hard on them. But in fact, being hard is not always the best answer. We may not able to change they way people talk about our appearance, but we can change the way we replying to their comment: giving respond might be the answer. It will not only help you to feel better and positive about yourself, since you take time to breathe and think, but also to spread the positivity to other people who keep commenting your appearance. It takes time to master it, but I believe it will give better impact for yourself and people around you. 

If you feel that you need someone to talk about this, I'm happy to listen and hopefully could help you feel better as well :)


Ps: Special thanks to the person who posted the comment. If you read this, i want you to know that you inspired me to finally update my blog after months of hiatus. I would love to get to know you, perhaps we can be friends then! :)







No comments:

Post a Comment