If you are losing your leisure, look out; you may be losing your soul - Logan Pearsall Smith
Menjelang tanggal libur akhir tahun, kota Jakarta mendadak kehilangan penghuninya dan 'macet' tak lagi jadi alasan atas keterlambatan di setiap aktivitas kita. Sebagian besar penduduk ibukota memberikan hadiah untuk dirinya, dan keluarganya, atas kerja keras selama satu tahun belakangan dengan pergi berlibur. I'm lucky enough to have day off for 7 days from work (+2 alteration days karena harus bertugas saat weekend) di akhir tahun ini. Seperti tahun-tahun sebelumnya, berlibur akhir tahun yang ideal untuk gue adalah stay in Jakarta, menikmati lancarnya jalanan ibukota sebelum harus menghadapi another traffic on another day. Dan staycation di hotel jadi ide yang menarik untuk menghabiskan tahun 2017 dan menyambut tahun baru 2018 dengan semangat baru.
After scrolling through Booking.com (my favorite site/apps to find great hotel with great price), I choose Mercure Simatupang as the place for NYE staycation. Gue cukup beruntung untuk bisa mendapatkan Privilege Double Room dengan harga lebih murah Rp 500.000,00 dari harga normalnya (for two nights), meski tidak mendapatkan breakfast di harga promo tersebut.
Proses check-in di malam tahun baru tidak berjalan terlalu lancar karena ruangan non-smoking di tipe kamar tersebut telah full booked. But the staff offered to set-up the room sesuai dengan preferensi ruangan yang gue pesan, which is non-smoking. Karena sudah cukup lelah setelah perjalanan ke daerah Jakarta Timur & Bekasi seharian, I said yes and the team worked quickly to set up the room. My room was on 7th floor, lantai yang memang khusus menyediakan kamar bagi para perokok. Saat masuk kamar, bau rokok masih cukup kentara namun perhatian gue langsung teralihkan dengan view kamar yang cukup menarik, which is jalur MRT Jakarta & jalan tol Simatupang. I also can see some buildings & residences around Lebak Bulus from my room...so the smell of smoke not bothering me at all.
Selain pemandangan dari kamar, gambar yang terletak di atas tempat tidur juga menarik perhatian gue. It wasn't just a picture, but a cartoon that describe the life in Jakarta: mulai dari tugu Monas yang menjadi icon Jakarta, masyarakat yang sedang unjuk rasa, pedagang kaki lima, hingga anak-anak yang asik bermain. Kursi dan bantal di workstation area di kamar ini juga tak kalah unik, yaitu bergambar bajaj, salah satu alat transportasi di Jakarta.
Life in Jakarta on the wall
Kamar yang gue tinggali selama dua malam itu memiliki fasilitas yang cukup lengkap; mulai dari flat-screen tv, workspace area, toiletries dengan packaging yang menarik, hingga setrika pakaian yang terletak di lemari. This room is definitely my #roomgoals.
The packaging...i can not
Awalnya, gue berniat langsung beristirahat setelah masuk ke kamar. But I got distracted by some great movies on tv and stay awake until new year eve. Since there's not many buildings around the hotel, I can see a lot of fireworks on the dark sky and it was beautiful! Perfect picture of NYE!
Pagi harinya, mengingat kamar yang gue booking tidak termasuk breakfast, I decided to order American Breakfast through room service instead. Menu American Breakfast sendiri terdiri dari egg ( I chose omelette), beef (I chose sausage), hasbrown, breads, orange juice, selected fruit, and tea/coffee and it cost me 150.000-ish. Satu porsi American Breakfast cukup untuk berdua kok, tapi yaa kalau emang lagi laper berat sepertinya sih ngepas banget :p. Kalau prefer untuk breakfast on the resto juga bisa kok, cukup menambahkan Rp 157.000 per-orang.
American Breakfast by Mercure
Bicara tentang fasilitas, di hotel ini memiliki gym room (yang hanya dapat digunakan mulai jam 6-8 pagi), cafe & resto bernama Biztro Graffiti, Karumba Rum bar, dan kolam renang yang terletak di lantai yang sama dengan Gym dan Karumba Rum Bar. I spent my first sunset in 2018 on the 19th floor...the place of gym, swimming pool, and Karumba. The bar is pretty and of course, instagram-worthy. Untuk ke lantai 19 ini tidak wajib menginap di hotel kok, bisa juga datang untuk menikmati sajian dari bar-nya. Bagi kalian yang suka berenang ( by it, i mean real swimming), gue tidak merekomendasikan untuk berenang di hotel ini karena ukuran kolam renangnya yang tidak besar. Tapi if you want to chill by the pool side, foto-foto cantik, atau bawa anak kecil, the swimming pool will work just fine.
View from 19th Floor
Oh ya, seperti hotel berbintang lainnya, di Mercure juga tersedia layanan pijat & spa yang dapat dibook via room service. Harganya mulai dari Rp 300.000,00 untuk 60 menit. Untuk yang mau staycation yang 100% relaxing, massage and spa will be great idea! Berhubung gue gak suka dipijat, I had to skip that facility :p
Overall, it was a pleasant staycation at Mercure Simatupang. The room is clean (and quite instagramable i would say), fasilitasnya terbilang cukup lengkap for short getaway in the city, great room view, great food, and also great service. Cocok untuk kalian yang mau staycation di sekitaran Jakarta, business stay, or looking for instagramable hotel.
Semoga di tahun 2018, I can explore more hotel in Indonesia (and perhaps, other country as well). Have a great new year people!
Musim hujan sudah menunjukkan batang hidungnya, so i guess this is the time to say good bye to the summer. But before that, let me share my experience in visiting a paradise during my summer break. Spoiler alert, the paradise only 2 hours away from Jakarta!
For those who live in Jakarta, mall-hoping adalah hal yang sangat wajar untuk dilakukan sebagai pelepas penat setelah lima hari bekerja untuk mendapatkan sesuap nasi dan satu iPhone terbaru. Namun, ada kalanya berlibur di mall menjadi penambah kepenatan. Di Jakarta, sebenarnya cukup banyak tempat yang bisa dikunjungi during weekend, salah satunya adalah kawasan Kepulauan Seribu. As a Thalassophile (someone who love the sea), kawasan tersebut adalah alternatif untuk melepas kerinduan akan indahnya lautan luas dan me-refresh pikiran yang semakin penuh. Hanya berjarak 2 jam dari kota Jakarta, kawasan Kepulauan Seribu menawarkan kegiatan berbeda untuk mengisi weekend atau hari libur lainnya, seperti island hoping atau my favorite thing to do: snorkeling.
Dari banyaknya pulau yang ada di kawasan Kepulauan Seribu, gue memilih menghabiskan long weekend di tanggal 17-19 Agustus silam di Pulau Harapan. Setelah sebelumnya pernah mengunjungi Pulau Pari di tahun 2014 (click here to read about that trip), Pulau Harapan adalah destinasi yang tak kalah menarik untuk ditelusuri.
Untuk mengunjungi pulau-pulau di Kepulauan Seribu, kita bisa mengurus itenerary dan akomodasi sendiri ataupun dengan bantuan travel/tour agent yang ada, online maupun offline. Belajar dari perjalanan gue ke Pulau Pari sebelumnya, kunjungan ke Pulau Harapan lebih mudah jika gue serahkan kepada tour agent ketimbang mengurus semuanya sendiri. Kalau misalnya kalian ada kenalan yang tinggal di kawasan Kepulauan Seribu, mungkin lebih mudah dan murah. Tapi if you're like me.....better trust an expert. I have to say that I'm really happy to find Travelogy team on instagram (check their update on @travelogy.id ) that could help me with the itinerary and accommodation during the trip. They're really really helpful and successfully made my Pulau Harapan trip so memorable. If you want to visit Pulau harapan, open tripor private trip, you definitely can count on Travelogy.
Pulau Harapat at glance
Perjalanan ke Pulau Harapan di mulai dari Marina Ancol pada pukul 8 pagi. I have to say, menunggu kapal di Marina Ancol memang lebih nyaman dan friendly for all ages. Tak hanya itu, kapal yang digunakan juga speed boat yang jauh lebih nyaman ketimbang kapal tradisional yang biasa mengangkut penumpang ke kawasan Kepulauan Seribu dari Angke. Namun, kamu harus rela menempuh waktu sedikit lebih panjang karena biasanya speed boat dari Marina akan berhenti di sejumlah pulau, salah satunya adalah Pulau Pramuka. Butuh sekitar 2.5 jam perjalanan dari Ancol untuk bisa sampai di Pulau Harapan. Jujur, gue agak sedikit kaget ketika melihat Pulau Harapan because I thought it was going to look like Pulau Pari yang tidak terlalu ramai, tidak banyak masyarakat yang tinggal di situ, dan memiliki pantai sendiri. Ya...di Pulau Harapannya sendir tidak terlalu banyak tempat menarik untuk dikunjungi karena memang pulau ini adalah pulau yang ditinggali oleh masyarakat dan memiliki fasilitas yang gak jauh beda dengan di Jakarta. Di pulau ini ada berbagai fasilitas, seperti ATM DKI, kantor pemerintahan dan puskesmas yang menurut gue, sangat sangat bagus. For a while, I forgot that I actually at an island.....far away from the city.
Selama tiga hari di Pulau Harapan, gue tinggal di salah satu rumah warga yang memang didedikasikan untuk tempat tinggal para wisatawan. Rumah tersebut cukup besar untuk bisa menampung 7 orang dari pesertra trip yang semuanya adalah keluarga gue :p. First thing that we did at Pulau Harapan was having seafood for lunch, provided by the Travelogy. Usai makan, kami semua langsung menuju dermaga untuk kemudian dibawa ke spot snorkeling yang pertama dan kedua dengan menggunakan kapal nelayan.
Untuk bisa sampai di spot snorkeling yang pertama, it took 10-15 minutes trip. Selama perjalanan tersebut, gue hanya bisa mengucap rasa kagum atas ciptaan Tuhan yang begitu indah dan membuat gue jatuh cinta. I got time to feel relax and refresh my mind also. Rasa kagum dan cinta gue semakin besar ketika akhirnya sampai di tempat snorkeling dan berhasil mengatur nafas menggunakan peralatan snorkeling dengan baik tanpa harus menelan terlalu banyak air laut hehehe. Beruntung di hari itu tidak turun hujan sehingga gue bisa melihat kekayaan laut Indonesia tanpa gangguan pengelihatan. Kegiatan foto di bawah laut bersama dengan para ikan juga bisa terlaksana dengan baik. Bagi yang tidak memiliki kamera underwater atau kamera yang tahan air, gue sangat menyarankan untuk ikut trip dengan tour agent karena biasanya mereka sudah menyediakan peralatan foto yang cukup untuk bisa mengabadikan perjalanan kita saat snorkeling.
happy face...happy place. Can I stay?
Setelah sekitar 30-45 menit bermain dengan ikan, gue dibawah oleh guide ke spot snorkeling berikutnya dan sebuah pulau kecil bernama Pulau Perak. Di pulau ini, gue dan sepupu-sepupu gue yang sudah 'kenyang' bermain dengan ikan, memutuskan untuk memenuhi rasa lapar dengan menyantap satu cup pop mie dan menikmati kesegaran air kelapa langsung dari buahnya. Tak lupa juga mengabadikan kebahagiaan lewat sesi foto yang kami buat sendiri. Di Pulau Perak, pantainya cukup bersih dan tersedia beberapa ayunan yang sangat instagramable. Kalau kalian search Pulau Harapan di Instagram, banyak dari foto-foto berlatar pantai diambil di pulau ini, termasuk salah satu foto yang gue unggah di Instagram beberapa waktu lalu.
Bisa dibilang, Pulau Perak adalah salah satu daya tarik dan tempat yang wajib dikunjungi ketika berlibur di Pulau Harapan. Kalau bisa, sampaikan ke guide untuk mengantarkan kalian ke pulau ini terlebih dahulu sebelum snorkeling ya...supaya outfit untuk berfoto ria di pulau ini lebih maksimal :p.
Waktu sudah semakin mendekati petang, oleh tour guide kami dibawa ke sebuah pulau tak berpenghuni lainnya bernama Pulau Bulat. Memasuki kawasan pulau ini, ada kesan haunted timbul. Bagaimana tidak, masuk ke kawasan ini terdapat semacam gerbang yang sudah cukup hancur. Belum lagi terdapat sebuah bangunan yang sudah tak terawat. Usut punya usut, pulau tersebut dulunya adalah pulau pribadi milik presiden ke-dua Indonesia, Suharto. Berbeda dengan Pulau Perak, pantai di Pulau Bulat dipenuhi dengan sisa-sisa terumbu karang yang terhempas di kawasan ini. Meski terkesan haunted, menikmati senja di pulau ini sangatlah indah dan tidak seram sama sekali (mungkin karena masih ada cahaya matahari kali ya...). I took a lot of beautiful pictures during our stop in that island.
A post shared by Fikriana Kusuma Andini (@fkrnand) on
Puas menikmati matahari tenggelam di Pulau Bulat, kami kembali ke Pulau Harapan untuk beristirahat dan menikmati santapan makan malam. What excited me that dinner was the calamary! Dari perjalanan ke Pulau Pari beberapa tahun yang lalu, gue sudah jatuh cinta dengan sajian cumi goreng tepung di wilayah tersebut. This is one of the reasons why I wanna go back again to Kepulauan Seribu :p
A post shared by Fikriana Kusuma Andini (@fkrnand) on
Berhubung hari kedua kunjungan gue ke Pulau Harapan jatuh di hari Jum'at, kami semua sepakat untuk memulai perjalanan setelah sholat Jum'at. Karena, jika dimulai dari pagi hari dikhawatirkan para pria tidak sempat untuk Sholat Jum'at. So, we all decided to explore Pulau Harapan. Rupanya, di Pulau Harapan, ada pulau lain yang bernama Pulau Kelapa. Pulau tersebut adalah tempat tinggal dari banyak pemilik homestay yang biasa digunakan oleh para wisatawan. Jadi kurang lebihnya, Pulau Harapan adalah pulau bagi (mayoritas) para turis, dan Pulau Kelapa adalah pulau bagi para penduduk asli. Untuk mempermudah mobilitas, warga di Pulau Harapan dan Pulau Kelapa menggunakan sepeda, becak, ataupun motor untuk beraktifitas. Di sekitaran dua pulau ini, juga cukup banyak pembangunan untuk mengembangkan industri pariwisata di wilayah ini.
Sekitar pukul 1 siang, kami semua menuju ke dermaga dan memulai perjalanan di hari kedua. Mengingat mayoritas dari peserta trip ini adalah perempuan yang suka foto-foto, we told the tour guide to take us to beaches first before snorkeling agar foto-foto kami terlihat lebih menarik. Berhubung gue males ribet, akhirnya gue hanya perlu menambahkan kaos dan oversized outerwear sebagai properti sesi foto.
Pulau pertama yang kami kunjungi di hari itu adalah Pulau Dolphin. Tidak ada lumba-lumba di wilayah ini, namun keindahan pulau yang dimiliki oleh Jaya Ancol tiada tara. Pulau tersebut berukuran kecil dan biasa digunakan untuk camping. Menariknya, di pulau yang kecil ini, ada wilayah yang mendapatkan sinyal kuat, ada juga yang tidak mendapat sinyal sama sekali. What I love about this island is the gradation of the water. Bisa dilihat di foto gue, gradasi warna air laut di Pulau Dolphin sangatlah indah dan superb instagramable.
dat color tho!
Pulau kedua yang kami kunjungi, and so far the most beautiful place, adalah Pulau Tongkeng. Awalnya gue agak malas mengunjungi pulau ini karena sudah tidak sabar untuk snorkeling. Namun, karena penasaran, pulau ini tetap dikunjungi. Begitu sampai di dermaga, gue langsung jatuh hati pada pemandangan yang ada di tempat ini. Belum sampai di pulaunya saja, gue sudah tidak bisa berhenti untuk mendokumentasikan pemandangan tersebut. Airnya yang jernih dan warna dermaga yang sangat menarik membuat gue enggan pulang. Sayangnya, keinginan untuk snorkeling lebih besar ketimbang menghabiskan waktu di pulau ini dan akhirnya kami semua-pun langsung beranjak ke spot snorkeling.
click!
so into my feed!
Kunjungan ke spot ketiga dan keempat selama trip di Pulau Harapan ini bisa dibilang sangat menyenangkan dan unforgettable. Kenapa? Karena gue berkesempatan untuk menjelajahi kawasan konservasi terumbu karang. It was breathtaking, guys! Perjalanan tersebut juga kali pertama untuk gue benar-benar berenang di lautan lepas. It was one of the highlight of that trip.
please ignore the wrong date on this picture, where I become the fishes' escort
Menjelang Maghrib, kami dibawa kembali ke Pulau Harapan untuk menyantap makan malam dan menikmati seafood barbecue di dekat dermaga.
There are some points about the trip that I want to share with you, in case you wanna visit this paradise,
Trip ke Kepulauan Seribu biasanya ada dua jenis: open trip dimana kunjungan kamu akan dilakukan bersama dengan peserta lainnya dan private tripyang sifatnya ekskusif untuk kamu dan keluarga/teman/pacar kamu. Kelebihan ikut open trip adalah harga lebih murah dan bisa mendapat kenalan baru, sedangkan untuk private trip kamu bisa lebih dekat dengan orang-orang terdekatmu meski harus mengeluarkan biaya lebih besar (terutama kalau kamu naik kapal dari Marina Ancol).
For this trip, I took 3D2N private trip for 7 and it cost IDR 1.070.000/pax
Alternatively, you can take 2D1N open trip that only cost you less, around IDR 370.000/pax
Peralatan snorkeling seringkali disediakan oleh penyelenggara/tour agent dan tentunya pernah digunakan oleh orang lain. Kalau kamu orangnya cukup higienis, better bawa sendiri dari rumah
Don't touch the coral and wear long swimming suit. Terumbu karang itu terbilang sensitif kalau diganggu oleh manusia dan akan lebih rentan kalau kamu sentuh. Baiknya, leave it alone. Untuk pemakaian baju renang, saran gue pakai yang tertutup untuk meminimalisir luka karena bergesekan dengan terumbu karang
As I mentioned earlier, kalau kamu mau befoto-foto terlebih dahulu sebelum snorkeling, baiknya sampaikan keinginan kamu itu ke tour guide-nya ya. Kalau kamu ikutan open trip, pastikan semuanya sepakat.
Enjoy the scenery and try not too focus to take great photo for only the sake of great insagram feed.
Beberapa saran pulau yang cocok untuk purpose kunjungan kamu ke Kepulauan Seribu, based on my point of view:
Kalau mau berlibur cantik atau membawa keluarga yang mungkin akan ribet kalau stay di rumah warga, better visit Pulau Putri karena tempat penginapannya lebih cocok
Kalau mau berlibur tanpa harus khawatir hilang sinyal, tryPulau Pramuka
Kalau mau camping, try Pulau Dolphin
Kalau mau merasakan kehidupan ala masyarakat lokal, bisa ke Pulau Harapan
Kalau mau merasakan kehidupan masyarakat lokal sambil jalan-jalan sendiri ke pantai, better ke Pulau Pari
Semoga penggalan cerita dari kunjungan gue ke Pulau Harapan bisa menambah referensi kamu untuk berlibur di Jakarta ya!
Gue adalah tipe orang yang memilih berlibur ke pantai atau perkotaan instead of pegunungan/wilayah dingin. Tapi kalau ada yang ngajak, gak akan nolak:p
Bulan Agustus ini, bisa dibilang gue cukup mobile: mulai dari stay di rumah eyang gue selama lima hari, ke Singapore selama empat hari, ngurus wisuda, dan diakhiri dengan bermain ke daerah Puncak selama dua hari.
Mengunjuki sejumlah lokasi wisata di Puncak bersama sepupu-sepupu gue adalah cara paling manis menutup bulan Agustus yang penuh cerita itu. Awalnya, rencana ke Puncak ini telah dibicarakan di akhir bulan Juli, ketika sepupu gue yang berkuliah di Cina berlibur ke Jakarta. Namun, karena ada hal-hal lain, rencana itu terlupakan begitu saja. Di pertengahan bulan Agustus, ketika kita memang sedang berkumpul dalam acara makan siang bersama, tercetus kembali gagasan berlibur ke Puncak. Gagasan itu didukung oleh orang tua kita semua dan bahkan, yang awalnya kita hanya berencana untuk pulang pergi Jakarta-Puncak menjadi stay satu malam di salah satu villa di Puncak milik BI. Belum lagi, kakak sepupu gue yang biasanya bekerja saat weekdays bisa ikut dalam jalan-jalan kali ini. Liburan singkat ini-pun akhirnya dijalankan.
Soekrisno's girls squad
Tujuan pertama di hari selasa, 30 Agustus 2016 itu adalah Taman Safari. Entah takdir atau hanya kebetulan saja, teman kuliah gue menjual tiket Taman Safari dengan harga murah...Rp 90.000,- instead of Rp 150.000,-. Sayangnya, tiket harga murah itu hanya tersedia lima pcs saja. Setelah diskusi, tiket itu langsung gue borong untuk liburan ini. Alhamdulillah, tiket itu benar-benar bisa membawa kami masuk ke Taman Safari, kalau sampe gak bisa...sedih juga ilang uang lagi :". Terakhir ke Taman Safari itu sepertinya belasan tahun yang lalu, alhasil gue cukup amazed dengan banyak hewan yang ada di sana. Salah satu hewan yang menarik perhatian gue adalah Binturong, atau sering disebut Bear Cat. Hewan tersebut benar-benar menggemaskaaaan!!! Rasanya mau gue bawa pulang saking gemasnya. Selama perjalanan menuju taman wisatanya, satu mobil yang terdiri atas gue dan 6 orang sepupu gue lainnya heboh luar biasa. Mulai dari mau foto-foto, mau update snapchat dengan lagu-lagu yang sudah di set dalam satu playlist spotify, sampai yang dagdigdug setiap ada hewan yang medekat. Gue sama sekali gak berhenti ketawa! Snapchat gue pun di hari ini isinya penuh binatang semua :p. Sesampainya di daerah wisata, kita bermain ke bird park dan baby zoo. Yang seru dalam kunjungan itu adalah ketika kita minta tolong salah satu petugas untuk memfoto kita bertujuh, ada seekor lemur yang seakan-akan mau ikutan foto dengan cara lewat di hadapan kami semua. Biar lemurnya bahagia, kita foto bersama deh sama lemur itu :p Selain bird park dan baby zoo, kita juga sempat menyaksikan atraksi singa laut yang superb adorable! Sepupu-sepupu gue kemudian jadi baper saat salah satu singa laut mencium coach mereka...luar biasa!
Us with King Julian from Madagascar
BINTURONG!!! <3
Girls just wanna have fun!
Puas di Taman Safari, kami semua menuju Warpat yang terletak tidak jauh dari restoran Rindu Alam untuk makan sebelum mengakhiri perjalanan kami di villa milik BI.
Team Jogja 2014 re-unite :p
Sesampainya di villa tersebut, gue cuma bisa bengong....."Ini tempat gede banget! bagus banget! cucok buat foto-foto", pikir gue. Setelah pemilihan kamar, kami bersih-bersih dan makan (ya makan lagi loh) malam dan dilanjutkan dengan bermain kartu sekaligus curhat colongan di halaman belakang villa. Sebagai anak tunggal, menghabiskan waktu bersama kakak dan adek-adek sepupu menjadi kesenangan sendiri. Gimana nggak? Selain main kartu, kita semua curhat soal mantan, pasangan, sampai upaya mencarikan calon pacar buat para jomblowan dan jomblowati. It was fun! Bahkan, sesi curhat-curhat pun berlanjut saat kita sudah memasuki kamar untuk istirahat. Bener-bener....
Morning Fever
Keesokan harinya, setelah sarapan dan mandi, gue dan salah seorang sepupu gue hunting foto di sekitar rumah. Gak lama kemudian, sepupu-sepupu yang lain ikut nimbrung untuk foto-foto demi mengisi Instagram hahahaha. Sekitar jam 10, kita check out dan melanjutkan perjalanan ke Taman Bunga Nusantara dan mengakhirinya di Cimory River View.
Overall, that trip was unforgettable and I can't wait for another trip with them next year...semoga di saat itu sudah punya penghasilan sendiri jadi jalan-jalannya bisa lebih jauh, Aamiin.
So, few months ago, Diana Rikasari's shoes brand named UP SHOES held a giveaway with a super artsy hotel chain called ARTOTEL . At that moment, I thought it will be great to test my luck for that giveaway. So, i followed the giveaway's rules to join. I didn't want to expect too much for this kind of giveaway but turns out, I'm the one of two lucky giveaway winner! Say what? Alhamdulillah.
I already decided to use my prize (to have one night stay at the ARTOTEL Thamrin, Jakarta) this weekend (May 14-15) with my partner in crime a.k.a. my cousin a.k.a. Dyah. Our first plan was to stay at Artotel and watched Captain America: Civil War in 4DX3D studio at CGV Blitz, Grand Indonesia on Saturday night. But, we changed our plan since we already watched it (for free, thanks to Fox International Channel for the giveaway prize (how lucky i was!)) in 2D few days after the movie released in Indonesia. So, the second plan was to enjoy our stay, went to Bar at The Roof Top (BART) on the 7th floor of the hotel, and joined Car Free Day on the next they. Unfortunately, my health condition during the first day of stay wasn't good enough to have some fun. I think it's all because I went to sleep late for the last 5 days (thanks to my thesis) and got enough rest, even though i feel like i sleep the whole day haha :p
Anyway, my room type was Studio 20 on the 5th floor. I love the room interior that designed by Wisnu Auri. Unfortunately, the view from the room didn't look like what I expected but i got enough light during the day (which is a good thing if you want to take a lot of photos). I made a brief room tour video that you can watch to see that cool room.
The video was made using Foodie application on my iphone 5s and combined with Movie Maker.
After 4 hours of sleep (thanks to my heavy breathing caused by asthma), I woke up at 6 on the Sunday morning and joined the Car Free Day as I planned. Then, I enjoyed the hotel breakfast on Roca Restaurant. Done with the breakfast, me and Dyah went back to the room to refresh ourself before heading to BART to take a lot of cool photo for our Instagram (and my blog, of course). FYI, BART is open at 5PM, so before that, there's actually nobody on the roof top. For me, Artotel is a perfect place to sleep with art, literally, and great place to take a lot of artsy picture. I hope i can stay at Artotel 3rd hotel in Sanur, Bali since they have infinity pool! Anyway, thanks for Up Shoes and Artotel for the prize!
What I had for breakfast: Hashbrown, Brokoli Cah Jamur, Ikan Asam Manis, Sausage, and Smoked Beef + Juice
Post CFD photoshoot at the BART. No Filter Needed!
I've been to this place for few times, but I think yesterday was my first in 2014. The change of this place wasn't much since my last visit on 2013. I personally love this place, the vintage aura always be the reason for me to keep coming back. And don't forget, the culinary! Kerak Telor is the other reason for me to visit this beautiful place, LOL.
Kota Tua Jakarta, Tuesday June 24 2014
So, It's such an easy peasy to visit this beautiful place. You can reach it using your own vehicle or the easiest (and for me, the most fun thing) using public transportation such as Trans Jakarta or KA Commuter JABODETABEK. By Trans Jakarta, you need to stop on KOTA bus stop (Corridor 1). And if you use the Commuter, you have to stop on JAKARTA KOTA station. Then, you can walk on the underground way to Museum Fatahillah (the underground way will bring you to the Bank Mandiri Museum, and then you can walk to north and found Kota Tua).
Commuter Line Route
Trans Jakarta Corridors
I recommend you to visit Kota Tua area first before visiting my favorite museum, Bank Indonesia Museum. It located next to Kota Tua and it's a modern museum. No entering fee, it's all free, and you'll get a ticket (it's free, you'll get the ticket..sounds great huh?! especially if you love scrapbook-ing). Anyway, don't forget to keep your bag to the front desk, you're allowed to bring camera, phone, and your wallet. In the museum, you can see the history of banking in Indonesia since the first time European touch the land.
In Kota Tua area, you may enjoy the view or visiting some museums (Fatahillah and Puppet Museum). If you have your student card, don't forget to show it when you buy the ticket because you can get a cheaper price! (Student for 2000IDR and College Student for 3000IDR instead of 5000IDR each)
Fatahillah museum used to be the colonial government building. It located on near the harbor to facilitate the people from Netherland to visit Jakarta (Batavia at that time) and monitoring the people. The point behind the making of the Kota Tua area by the Netherlander to block Batavia from their enemy, since Batavia was very close to the sea. Then, the Puppet Museum was the church. If you visit this place, you will found a small garden with the written wall. It used to be the cemetery but all moved from that place and now, that's what we called Puppet Museum.
One thing that i found different yesterday was Fatahillah Museum, the icon of Kota Tua. Last year, after bought the ticket, we can go everywhere inside the museum with our own shoes. But now, you need to change your shoes with the hotel sandal. And you can't go anywhere you want, there's a specific way to enjoy this place. Too bad, i think the museum isn't completed yet with the collection. I found lot of room seems so empty. Not good at all actually.
Anyway, beside of the museums, you need to taste some delicious and also famous foods from Jakarta and all around Indonesia. You can found Chicken Noodle (Mie Ayam), Ketoprak, Gado-gado, Batagor, Siomay, Tahu Gejrot, Rujak, Bakso, and my all time favorite: Kerak Telor. For my favorite, there are two seller in Kota Tua area, one in the backyard of Fatahillah Museum and the other one located near the Ceramics Museum. I like them both but i prefer the one in the backyard for some reason. For the price, kerak telor with duck egg is 20.000IDR (recommended!) and with chicken egg is 15.000IDR.
Kota Tua is the perfect place to throwback to the years before Indonesia is independent. You can take A LOT of cool picture for your instagram, enjoying the ride with old bicycle for 20.000IDR/30min, or taking picture with some unique peoples for any price!
Now, it's your turn to visit and enjoy it. I hope you'll get a great day!!