Saturday, December 30, 2017

2017: 12 Months, 12 (big) Things that I'm Grateful at

"Be thankful of what you have; you will end up having more. If you concentrate on what you don't have, you will never, ever have enough" - Oprah Winfrey

Tahun 2017 akan berakhir dalam hitungan hari dan tentunya, merenungkan kehidupan kita selama kurang lebih 365 hari belakangan menjadi salah satu rutinitas yang dapat dilakukan sebagai persiapan di tahun yang baru. Melihat kembali tahun 2017, ada banyak cerita kehidupan, baik yang gue alami sendiri ataupun mendengar dari orang lain, yang memberikan kesan dan tentunya pelajaran berharga. Mulai dari pengalaman yang menggembirakan, membanggakan, menyenangkan, hingga yang menyedihkan, membuat marah dan terkesan suram berhasil menorehkan cerita dan ilmu tersendiri buat gue.

Before this year ends, I would like to share 12 things that i'm really grateful at that happened this year and share you a lil bit about the lesson i learnt.

  1. Had chance to learn from one of the biggest FMCG company in Indonesia & found out what I want for my career: As you know, I had an amazing 6 months internship on HR Department/Function in Unilever Indonesia. Setelah lulus kuliah, I thought I want to be a writer for magazine or online media. Tetapi dari pengalaman magang itulah, gue menemukan my true 'WHY' (also introduced me with Simon Sinek's Start with Why) for life and lead me to human resource (esp. on talent development) world for my career. 
  2. Hit the rock bottom to finally feel sure about the future: 2017 is definitely the rock bottom of my relationship with the man I love since 2008. We fight quite a lot in the first 6 month of 2017 but then we both realized what we really want  and create more concrete plan for our future, together.
  3. Had experienced living away from home and learned how to manage my life: Meski tidak benar-benar 'living away from home' karena masih sering dijengung oleh nyokab, but most of the time, I live alone during my internship programme. Selama ini, dari masa sekolah, gue selalu pulang-pergi dan gak pernah yang sampai nge-kos. So that moment was priceless karena gue dituntut harus bisa me-manage keuangan dengan baik, begitu juga waktu untuk kerja dan mengurus keadaan tempat tinggal.
  4. Learnt about self-control and earning someone's trust : Dari sejumlah pengalaman yang gue jalani di tahun 2017 ini, gue masih memiliki kesempatan untuk belajar tentang mengendalikan diri, mengendalikan emosi, mengendalikan ego yang selama ini terlalu bebas. 
  5. Got my first (permanent) job on my 24th birthday: This is probably the highlight of 2017. Tanggal 6 Juni 2017, gue diundang untuk interview oleh a start-up company named Kalibrr as the final process of my application to be an intern. At night, just before the day ended, i received an offering letter for a permanent position as Client Success Associate. It was the best gift I ever received and can't stop saying Alhamdulillah for that.
  6. Had chance to sharpen my saw through my current job and help more people: Bekerja di Kalibrr as Client Success Associate membuka banyak kesempatan untuk gue mengasah kemampuan gue di dunia human resource lewat day-to-day job & proyek-proyek yang ada. The best part of it, I can help more people to get the job they wanted & company to get the right people to work for them.   
  7. Got chance to read more books this year (mostly) about self-improvement & leadership: Bisa dibilang, tahun ini gue cukup aktif untuk membaca buku jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Senang rasanya bisa membeli buku-buku bagus dengan uang hasil keringat sendiri dan dapat menyelesaikan buku-buku tersebut sambil merasa inspired by the story. I've finished Game Changer at the Circus by Jean-Francois Cousin, A New Model by Ashley Graham, Start with Why by Simon Sinek, and some other books. 
  8. Finally able to buy the device that I've been wanting since junior high school: Saat SMP dulu, gue mengidam-idamkan bisa punya macbook karena di masa itu, gue lagi super seneng ngedit foto dan buat poster via photoshop and from what I heard, macbook is the device that I really need. Setelah hampir 11 tahun, I finally able to buy one!
  9. Able to conquer my fear of starting : 2011-2012 was a roller coaster for me dan menjadi salah satu periode yang mempengaruhi munculnya anxiety of starting new thing. Alhamdulillah, setelah bertahun-tahun harus merasa insecure ketika memulai hal baru, tahun ini ketakutan itu semakin berkurang. and I feel more confidence to start somethin new.
  10. Meet a lot of people and have chance to learn from them: Beside from work, gue juga berkesempatan untuk ketemu dan belajar dari beberapa inspirational person from a conference & some classes I attended this year. 
  11. Have more time to spend with people that I love in 2017: especially my mom. Mengingat lokasi kantor yang masih possible kalau gue harus pulang pergi, my mom always there to drop me to the nearest transjakarta station and I'm so happy to spend more time with her, listening to her story from work and what she experienced that day. 
  12. Still have things to be grateful at every single day: Menghabiskan 1/3 hari gue di jalanan memberikan waktu khusus untuk gue merenung dan reflect back. Knowing that I still have a lot of things to be grateful at every single day, make me feel blessed and of course, grateful. Meski di hari itu gue mengalami rough day, senang rasanya bisa merenung sejenak di perjalanan pulang dan merasa bersyukur. 

So that's all....12 things that I'm grateful at this year & also a summary of my life in 2017. For next year, I hope I can keep the positive vibe in my life by being grateful of life and share the same vibe for people around me.

Don't forget to stay positive & be grateful!




Saturday, December 9, 2017

Body Positivity: Self-love and gratitude

2018 is getting closer, and December always be the month of reflection to me. I've experienced a lot of things this year, dari yang baik...hingga yang menantang. Whatever happened, I can't stop saying Alhamdulillah, because I still have the opportunity to learn and be a better version of myself in the end of the day.

For some people, I'm a positive person...always see the bright side of every darkness...always find the reason to be grateful no matter how tough the life is. But the truth is, I'm not always that positive...I'm not always a grateful person. Selalu ada saat dimana gue melupakan prinsip gue: whatever happened, life is a bless. Time is always be the best slapper for me...mungkin butuh beberapa waktu untuk gue menyadari bahwa hal-hal yang burukpun wajib disyukuri karena menjadi kesempatan untuk selalu belajar. 

Speaking about being grateful, setiap Senin pagi, my director always ask the team to mention at least 3 things that we grateful at during the week. Sound easy right? It actually is! Rutinitas tersebut-lah yang mengilhami gue untuk kembali menulis seputar body positive saat ini (after such a looong...loong break from blogging). Why? Because 'gratitude' is the reason why i write about body positive at the beginning.


Saturday, September 23, 2017

A Trip to Talassophile Paradise in Jakarta



Musim hujan sudah menunjukkan batang hidungnya, so i guess this is the time to say good bye to the summer. But before that, let me share my experience in visiting a paradise during my summer break. Spoiler alert, the paradise only 2 hours away from Jakarta!

For those who live in Jakarta, mall-hoping adalah hal yang sangat wajar untuk dilakukan sebagai pelepas penat setelah lima hari bekerja untuk mendapatkan sesuap nasi dan satu iPhone terbaru. Namun, ada kalanya berlibur di mall menjadi penambah kepenatan. Di Jakarta, sebenarnya cukup banyak tempat yang bisa dikunjungi during weekend, salah satunya adalah kawasan Kepulauan Seribu. As a Thalassophile (someone who love the sea), kawasan tersebut adalah alternatif untuk melepas kerinduan akan indahnya lautan luas dan me-refresh pikiran yang semakin penuh. Hanya berjarak 2 jam dari kota Jakarta, kawasan Kepulauan Seribu menawarkan kegiatan berbeda untuk mengisi weekend atau hari libur lainnya, seperti island hoping atau my favorite thing to do: snorkeling. 

Dari banyaknya pulau yang ada di kawasan Kepulauan Seribu, gue memilih menghabiskan long weekend di tanggal 17-19 Agustus silam di Pulau Harapan. Setelah sebelumnya pernah mengunjungi Pulau Pari di tahun 2014 (click here to read about that trip), Pulau Harapan adalah destinasi yang tak kalah menarik untuk ditelusuri. 

Untuk mengunjungi pulau-pulau di Kepulauan Seribu, kita bisa mengurus itenerary dan akomodasi sendiri ataupun dengan bantuan travel/tour agent yang ada, online maupun offline. Belajar dari perjalanan gue ke Pulau Pari sebelumnya, kunjungan ke Pulau Harapan lebih mudah jika gue serahkan kepada tour agent ketimbang mengurus semuanya sendiri. Kalau misalnya kalian ada kenalan yang tinggal di kawasan Kepulauan Seribu, mungkin lebih mudah dan murah. Tapi if you're like me.....better trust an expert. I have to say that I'm really happy to find Travelogy team on instagram (check their update on @travelogy.id ) that could help me with the itinerary and accommodation during the trip. They're really really helpful and successfully made my Pulau Harapan trip so memorable. If you want to visit Pulau harapan, open trip or private trip, you definitely can count on Travelogy.

Pulau Harapat at glance

Perjalanan ke Pulau Harapan di mulai dari Marina Ancol pada pukul 8 pagi. I have to say, menunggu kapal di Marina Ancol memang lebih nyaman dan friendly for all ages. Tak hanya itu, kapal yang digunakan juga speed boat yang jauh lebih nyaman ketimbang kapal tradisional yang biasa mengangkut penumpang ke kawasan Kepulauan Seribu dari Angke. Namun, kamu harus rela menempuh waktu sedikit lebih panjang karena biasanya speed boat dari Marina akan berhenti di sejumlah pulau, salah satunya adalah Pulau Pramuka. Butuh sekitar 2.5 jam perjalanan dari Ancol untuk bisa sampai di Pulau Harapan. Jujur, gue agak sedikit kaget ketika melihat Pulau Harapan because I thought it was going to look like Pulau Pari yang tidak terlalu ramai, tidak banyak masyarakat yang tinggal di situ, dan memiliki pantai sendiri. Ya...di Pulau Harapannya sendir tidak terlalu banyak tempat menarik untuk dikunjungi karena memang pulau ini adalah pulau yang ditinggali oleh masyarakat dan memiliki fasilitas yang gak jauh beda dengan di Jakarta. Di pulau ini ada berbagai fasilitas, seperti ATM DKI, kantor pemerintahan dan puskesmas yang menurut gue, sangat sangat bagus. For a while, I forgot that I actually at an island.....far away from the city.

Selama tiga hari di Pulau Harapan, gue tinggal di salah satu rumah warga yang memang didedikasikan untuk tempat tinggal para wisatawan. Rumah tersebut cukup besar untuk bisa menampung 7 orang dari pesertra trip yang semuanya adalah keluarga gue :p. First thing that we did at Pulau Harapan was having seafood for lunch, provided by the Travelogy. Usai makan, kami semua langsung menuju dermaga untuk kemudian dibawa ke spot snorkeling yang pertama dan kedua dengan menggunakan kapal nelayan. 

Untuk bisa sampai di spot snorkeling yang pertama, it took 10-15 minutes trip. Selama perjalanan tersebut, gue hanya bisa mengucap rasa kagum atas ciptaan Tuhan yang begitu indah dan membuat gue jatuh cinta. I got time to feel relax and refresh my mind also. Rasa kagum dan cinta gue semakin besar ketika akhirnya sampai di tempat snorkeling dan berhasil mengatur nafas menggunakan peralatan snorkeling dengan baik tanpa harus menelan terlalu banyak air laut hehehe. Beruntung di hari itu tidak turun hujan sehingga gue bisa melihat kekayaan laut Indonesia tanpa gangguan pengelihatan. Kegiatan foto di bawah laut bersama dengan para ikan juga bisa terlaksana dengan baik. Bagi yang tidak memiliki kamera underwater atau kamera yang tahan air, gue sangat menyarankan untuk ikut trip dengan tour agent karena biasanya mereka sudah menyediakan peralatan foto yang cukup untuk bisa mengabadikan perjalanan kita saat snorkeling. 

happy face...happy place. Can I stay?

Setelah sekitar 30-45 menit bermain dengan ikan, gue dibawah oleh guide ke spot snorkeling berikutnya dan sebuah pulau kecil bernama Pulau Perak. Di pulau ini, gue dan sepupu-sepupu gue yang sudah 'kenyang' bermain dengan ikan, memutuskan untuk memenuhi rasa lapar dengan menyantap satu cup pop mie dan menikmati kesegaran air kelapa langsung dari buahnya. Tak lupa juga mengabadikan kebahagiaan lewat sesi foto yang kami buat sendiri. Di Pulau Perak, pantainya cukup bersih dan tersedia beberapa ayunan yang sangat instagramable. Kalau kalian search Pulau Harapan di Instagram, banyak dari foto-foto berlatar pantai diambil di pulau ini, termasuk salah satu foto yang gue unggah di Instagram beberapa waktu lalu.




Bisa dibilang, Pulau Perak adalah salah satu daya tarik dan tempat yang wajib dikunjungi ketika berlibur di Pulau Harapan. Kalau bisa, sampaikan ke guide untuk mengantarkan kalian ke pulau ini terlebih dahulu sebelum snorkeling ya...supaya outfit untuk berfoto ria di pulau ini lebih maksimal :p.

Waktu sudah semakin mendekati petang, oleh tour guide kami dibawa ke sebuah pulau tak berpenghuni lainnya bernama Pulau Bulat. Memasuki kawasan pulau ini, ada kesan haunted timbul. Bagaimana tidak, masuk ke kawasan ini terdapat semacam gerbang yang sudah cukup hancur. Belum lagi terdapat sebuah bangunan yang sudah tak terawat. Usut punya usut, pulau tersebut dulunya adalah pulau pribadi milik presiden ke-dua Indonesia, Suharto. Berbeda dengan Pulau Perak, pantai di Pulau Bulat dipenuhi dengan sisa-sisa terumbu karang yang terhempas di kawasan ini. Meski terkesan haunted, menikmati senja di pulau ini sangatlah indah dan tidak seram sama sekali (mungkin karena masih ada cahaya matahari kali ya...). I took a lot of beautiful pictures during our stop in that island. 



Puas menikmati matahari tenggelam di Pulau Bulat, kami kembali ke Pulau Harapan untuk beristirahat dan menikmati santapan makan malam. What excited me that dinner was the calamary! Dari perjalanan ke Pulau Pari beberapa tahun yang lalu, gue sudah jatuh cinta dengan sajian cumi goreng tepung di wilayah tersebut. This is one of the reasons why I wanna go back again to Kepulauan Seribu :p

A post shared by Fikriana Kusuma Andini (@fkrnand) on


Berhubung hari kedua kunjungan gue ke Pulau Harapan jatuh di hari Jum'at, kami semua sepakat untuk memulai perjalanan setelah sholat Jum'at. Karena, jika dimulai dari pagi hari dikhawatirkan para pria tidak sempat untuk Sholat Jum'at. So, we all decided to explore Pulau Harapan. Rupanya, di Pulau Harapan, ada pulau lain yang bernama Pulau Kelapa. Pulau tersebut adalah tempat tinggal dari banyak pemilik homestay yang biasa digunakan oleh para wisatawan. Jadi kurang lebihnya, Pulau Harapan adalah pulau bagi (mayoritas) para turis, dan Pulau Kelapa adalah pulau bagi para penduduk asli. Untuk mempermudah mobilitas, warga di Pulau Harapan dan Pulau Kelapa menggunakan sepeda, becak, ataupun motor untuk beraktifitas. Di sekitaran dua pulau ini, juga cukup banyak pembangunan untuk mengembangkan industri pariwisata di wilayah ini.

Sekitar pukul 1 siang, kami semua menuju ke dermaga dan memulai perjalanan di hari kedua. Mengingat mayoritas dari peserta trip ini adalah perempuan yang suka foto-foto, we told the tour guide to take us to beaches first before snorkeling agar foto-foto kami terlihat lebih menarik. Berhubung gue males ribet, akhirnya gue hanya perlu menambahkan kaos dan oversized outerwear sebagai properti sesi foto. 

Pulau pertama yang kami kunjungi di hari itu adalah Pulau Dolphin. Tidak ada lumba-lumba di wilayah ini, namun keindahan pulau yang dimiliki oleh Jaya Ancol tiada tara. Pulau tersebut berukuran kecil dan biasa digunakan untuk camping. Menariknya, di pulau yang kecil ini, ada wilayah yang mendapatkan sinyal kuat, ada juga yang tidak mendapat sinyal sama sekali. What I love about this island is the gradation of the water. Bisa dilihat di foto gue, gradasi warna air laut di Pulau Dolphin sangatlah indah dan superb instagramable. 

dat color tho!

Pulau kedua yang kami kunjungi, and so far the most beautiful place, adalah Pulau Tongkeng. Awalnya gue agak malas mengunjungi pulau ini karena sudah tidak sabar untuk snorkeling. Namun, karena penasaran, pulau ini tetap dikunjungi. Begitu sampai di dermaga, gue langsung jatuh hati pada pemandangan yang ada di tempat ini. Belum sampai di pulaunya saja, gue sudah tidak bisa berhenti untuk mendokumentasikan pemandangan tersebut. Airnya yang jernih dan warna dermaga yang sangat menarik membuat gue enggan pulang. Sayangnya, keinginan untuk snorkeling lebih besar ketimbang menghabiskan waktu di pulau ini dan akhirnya kami semua-pun langsung beranjak ke spot snorkeling.

click!

so into my feed!

Kunjungan ke spot ketiga dan keempat selama trip di Pulau Harapan ini bisa dibilang sangat menyenangkan dan unforgettable. Kenapa? Karena gue berkesempatan untuk menjelajahi kawasan konservasi terumbu karang. It was breathtaking, guys! Perjalanan tersebut juga kali pertama untuk gue benar-benar berenang di lautan lepas. It was one of the highlight of that trip. 

please ignore the wrong date on this picture, where I become the fishes' escort


Menjelang Maghrib, kami dibawa kembali ke Pulau Harapan untuk menyantap makan malam dan menikmati seafood barbecue di dekat dermaga.

There are some points about the trip that I want to share with you, in case you wanna visit this paradise,
  • Trip ke Kepulauan Seribu biasanya ada dua jenis: open trip dimana kunjungan kamu akan dilakukan bersama dengan peserta lainnya dan private trip yang sifatnya ekskusif untuk kamu dan keluarga/teman/pacar kamu. Kelebihan ikut open trip adalah harga lebih murah dan bisa mendapat kenalan baru, sedangkan untuk private trip kamu bisa lebih dekat dengan orang-orang terdekatmu meski harus mengeluarkan biaya lebih besar (terutama kalau kamu naik kapal dari Marina Ancol).
    • For this trip, I took 3D2N private trip for 7 and it cost IDR 1.070.000/pax
    • Alternatively, you can take 2D1N open trip that only cost you less, around IDR 370.000/pax
  • Peralatan snorkeling seringkali disediakan oleh penyelenggara/tour agent dan tentunya pernah digunakan oleh orang lain. Kalau kamu orangnya cukup higienis, better bawa sendiri dari rumah
  • Don't touch the coral and wear long swimming suit. Terumbu karang itu terbilang sensitif kalau diganggu oleh manusia dan akan lebih rentan kalau kamu sentuh. Baiknya, leave it alone. Untuk pemakaian baju renang, saran gue pakai yang tertutup untuk meminimalisir luka karena bergesekan dengan terumbu karang
  • As I mentioned earlier, kalau kamu mau befoto-foto terlebih dahulu sebelum snorkeling, baiknya sampaikan keinginan kamu itu ke tour guide-nya ya. Kalau kamu ikutan open trip, pastikan semuanya sepakat.
  • Enjoy the scenery and try not too focus to take great photo for only the sake of great insagram feed. 
  • Beberapa saran pulau yang cocok untuk purpose kunjungan kamu ke Kepulauan Seribu, based on my point of view:
    • Kalau mau berlibur cantik atau membawa keluarga yang mungkin akan ribet kalau stay di rumah warga, better visit Pulau Putri karena tempat penginapannya lebih cocok
    • Kalau mau berlibur tanpa harus khawatir hilang sinyal, try Pulau Pramuka
    • Kalau mau camping, try Pulau Dolphin
    • Kalau mau merasakan kehidupan ala masyarakat lokal, bisa ke Pulau Harapan
    • Kalau mau merasakan kehidupan masyarakat lokal sambil jalan-jalan sendiri ke pantai, better ke Pulau Pari
Semoga penggalan cerita dari kunjungan gue ke Pulau Harapan bisa menambah referensi kamu untuk berlibur di Jakarta ya!


Saturday, September 16, 2017

The Way We Judge from its Cover

A picture is worth thousand words

Melihat konten visual memang lebih menarik dan simpel untuk kita pahami ketimbang membaca suatu tulisan, terutama pada generasi milenials (those who born between 1981-1998). Dalam suatu artikel yang gue baca tentang how to attract milenials, menambahkan konten visual diyakini akan efektif untuk menarik perhatian mereka. No wonder, menelusuri instagram menjadi lebih populer ketimbang membaca blog di kalangan gen Y ini (including me!).

It's true that a picture could summarize the what happened when the picture was taken/created, tetapi hanya sebatas permukaan saja. And I personally believe that to really have understanding on something, we have to go deeper. Karena lebih mudah untuk dipahami, banyak orang langsung memberikan judgment berdasarkan apa yang mereka lihat lewat visual content...not what they understand. Butuh contoh?

Have you ever seen bad comment on your favorite celebgram account? I believe that the 'haters' sent that negative comment because they only judge her/him based on the uploaded picture instead of really knowing the story. Padahal kalau dicermati, terkadang di caption foto-foto tersebut, ada penggalan cerita yang bisa menambah pengetahuan kita tentang orang tersebut dan probably, could change our perspective about them.

Gue jadi teringat cerita yang gue peroleh tahun lalu, dari salah satu selebgram bertubuh plus-size di Indonesia saat gue mengumpulkan data untuk skripsi. She told me that she got a hate message from one of her followers via snapchat. Padahal, sang selebgram dan sang follower tidak mengenal satu sama lain. I mean..how can you hate someone that you never meet or interact with? So I conclude that the hatred came from the follower's judgment upon the celebgram photo/instagram update.

It’s so interesting to see how people react after judging only from the cover nowadays, especially on social media.

Bagi gue, punya judgement terhadap seseorang atau sesuatu adalah hal yang sangat manusiawi. Tidak ada salahnya memiliki pendapat atas sesuatu yang baru kita lihat atau hanya sebatas tampak depannya saja yang kita lihat. Namun, yang bisa jadi salah adalah how we react.

Tidak pernah ada salahnya berusaha memahami apa yang kita lihat terlebih dahulu sebelum mengutarakan judgement kita ke ranah publik. Caranya bagaimana untuk memahami? As simply as adding a break between an action (in this case, what we see on social media) and a reaction (judgement, for example). Manfaatkan jeda itu untuk membaca kondisi,  berupaya menempatkan diri di posisi orang yang hendak kita berikan judgement, atau jika kembali kepada kegiatan bermedia sosial, membaca caption yang ditulis sebagai pelengkap foto yang orang tersebut unggah. Dengan begitu, kita bisa mendapatkan informasi lebih banyak (and possibly deeper) that could lead us to more effective result.

Mungkin saja, jika sang follower dari plus-size celebgram tidak lupa untuk membaca caption, membaca hashtag, membaca pola pesan yang sang celebgram coba kemukakan, ia gak akan mengirimkan hate message via social media. Instead of sharing hate, that person might get inspired and  collaborate to share same message to the world.

Jika setelah berupaya membaca cerita di balik apa yang telah dilihat kita masih merasa harus memberikan judgement/opini, that's definetely ok! Tapi gue percaya, dengan memberikan jeda untuk membaca situasi, pendapat kita bisa disampaikan dengan cara yang lebih baik dan lebih efektif....ketimbang dengan menuliskan komentar negatif di media sosial.

I know it’s really hard to not judging, tapi akan lebih baik dan lebih efektif jika kita punya pengetahuan tentang the story behind what we have seen. Untuk bisa meminimalisir, atau mungkin lebih tepatnya membuat judgement yang lebih efektif, butuh latihan dalam waktu tertentu. Percaya, kalau kita tidak pernah memulai, kita gak akan pernah tahu hasil akhirnya. 

I'm still on my way to be more effective social media user. Pernah suatu saat gue hampir saja mau langsung bereaksi instead of try to understand what i have seen. Sekitar tahun lalu, di akun salah seorang penulis/entertainer yang banyak membahas isu plus-size dari Indonesia, sang pemilik akun mengunggah sebuah video singkat yang berisikan pesan kepada wanita bertubuh besar agar tidak lebay dalam berpakaian. Jujur saja, setelah melihat video tersebut gue agak terganggu dengan cara penyampaian pesan dari sang pemilik account. Kenapa? Karena isi pesan tersebut kontradiktif dengan pesan-pesan positif yang selalu dirinya share di media sosial hampir setiap saat. Setelah melihat video, gue langsung memberikan reaksi dengan men-klik kolom komentar dan menuliskan pendapat gue yang berlandaskan satu unggahan video. But then, i took my time to think: apakah baik langsung memberikan komentar tanpa berusaha tau alasan kenapa sang pemilik akun membuat video tersebut? Mungkin saja, memang itu cara dia berbicara....mungkin saja, itu hanya bercanda. Setelah berfikir sejenak, i hit the back button and leave her page....dengan pemikiran bahwa it's not effective to be angry or saying bad words for something that i dont really understand. (Meskipun pada akhirnya ada orang yang berpendapat sama dengan gue memberikan komentar sih di unggahan tersebut :p )


Since then, I believe that by doing this, our life will be more useful...lebih berfaedah....dan menjadi lebih bahagia. Nilai tambahnya lagi, dengan mulai memahami apa yang kita lihat di media sosial, kita juga berkontribusi pada kebahagiaan orang lain. No more hate is very possible if we can control ourself in judging others.


Saturday, July 15, 2017

Women in Tech? Why Not?!

Did you know that the very first programmer is a woman?

Yes, it was Augusta Ada Lovelace. She was considered as the first person on earth who write instruction for the very first computer in the mid 1800. If you think I made it up, you need to visit library (or google) more often. Surprised? 

Meskipun diciptakan oleh seorang wanita, programming (dan IT in general) masih cukup identik dengan kaum Adam. Di dunia kerja-pun, wanita yang menjadi seorang programmer atau pakar IT masih dapat dihitung jari. Ada yang bilang, alasannya karena wanita lebih sering berfikir dengan hati instead of logic. Sedangkan karena pria berfikir dengan logika, maka dunia IT lebih cocok untuk para pria. Katanya sih begitu....

But I don't think that all of the participant of Girls in Tech Workshop agree with that stereotype. Earlier today, puluhan wanita berkumpul di Kudo Auditorium, daerah Radio Dalam, Jakarta Selatan, untuk bersama-sama menambah skill IT lewat kelas Be A Digital Pro: Intro to Web Design yang diselenggarakan oleh Girls in Tech Indonesia

Saturday, July 8, 2017

7 Body Positive Quotes from Ashley Graham that will Boost your Confidence

The right book to read in order to have #bodypositive vibe in you

Finally! After two weeks, I finished Ashley Graham's Autobiography, 'A New Model: What Confidence, Beauty & Power Really Look Like', that I got as my 24th birthday present from my boyfriend (thanks dear <3). Final thought on this book? It's a must have & must read book for those who need some injections of body positive vibe, for those who easily feel insecure for their appearance, for those who simply adore her as a human being. Every time i turn the page and read every words from her, I feel like she's really talking to me and understand me very well. Some of her life events feel so related with my life and super duper inspiring. She's not only talking about body image issue, but she's also talking about her passion, her career, her family, and her love life. So interesting to read.

For those who don't know Ashley Graham, well....she's a model from USA who 'break' the barrier in fashion industry for her look. You can see her in the cover of Vogue with Gigi Hadid & Kendall Jenner, the cover of Sports Illustration, and in the DNCE's Toothbrush music video. She's also one of my role models & inspiration when it comes to self-love and body confidence.

As I told you before, her story that she shared on her book is super duper inspiring and she put a lot of great messages, that I believe, could help you to be more confident with yourself. So, I pick seven, out of tons, quotes from the book that will boost your confidence and make you love yourself more than before (with bonus of Ashley Graham gif :p)

Here you go!

Saturday, July 1, 2017

The Tunes of Body Positive Vibes

When I feel demotivated, for a lot of things, listening to the music is the best way for me to stand up again. Tidak hanya karena alunan nada yang membuat semangat, lirik yang penuh dengan kata-kata positif selalu berhasil membuat gue kembali termotivasi. For the past two years, I love to listen to some songs yang mengangkat isu-isu body positive, self acceptance, body confidence. So now, I would like to share some of my favorite Body Positive tunes that I put on my spotify playlist & let you know why I pick them as my top (and inspiring) songs. Siapa tau, kamu yang masih suka minder bisa mendapatkan ilham setelah mendengar dan meresapi lirik dari lagu-lagu pilihan gue :D. Let's get started!
Click here to go directly to the playlist


Saturday, June 17, 2017

Body Positive: When the Power of Words Meet the Power of Self-Control

"A beautiful woman has long hair"

That 'popular' view affected my life for few days after I decided to embrace my old look: short bob (kalau kata hairstylist-nya bob disconnect...funny name, huh?). It's funny how that 'popular' view could make me insecure for few days, karena sebelumnya I won't be insecure hanya karena hal seperti itu. That insecurity came after some of my closest people (one of them is my boyfriend) told me that my new haircut is too short and not suited me well. After they told me so, i felt so guilty....so disappointing at myself...meskipun seharusnya tidak perlu ada perasaan bersalah karena pada dasarnya my body is my authority, right?! Tapi that's what I feel at that time: insecure, ugly, and kinda hate myself....dan perasaan tersebut berlangsung for couple of days.

Beberapa hari kemudian, when I met my co-workers in the office, they were shocked ketika melihat penampilan baru gue...tapi, bukan kaget dalam arti yang buruk. Most of the people that I met in the office told me that I look pretty, more fresh, and younger with my new hairstyle. Tanggapan yang sangat berbeda dari apa yang gue dengar selama beberapa hari. Dalam hitungan detik setelah mendengar feedback positif tersebut, mood gue langsung saja berubah: from insecure and sad into superb happy and glad that I actually did something right. Perasaan tersebut tentunya membawa rasa percaya diri gue, yang sempat terpuruk, menuju langit ke tujuh dan in a second, that 'popular' view didnt mean anything for me at all.

Wednesday, May 31, 2017

#InternLyfe at Unilever Indonesia

It does not matter how slowly you go so long as you don't stop - Confucius

I live with that quotes for the last 5 years. It reminds me to make peace with failure and to keep moving on....just keep swimming, dory said. At first, I thought accepting the offer to work as intern in Unilever Indonesia was a step back. I mean....when almost everyone that I know already got a job as staff, I work as intern! But thanks to that quote, I gained my confidence and never regret the decision I made to work as intern in the biggest FMCG in Indonesia.


HR Indonesia Team with Unilever CHRO, Leena Nair

Before telling you about my #internlyfe in Unilever, let me start with the story on how did I become intern for Unilever Indonesia.

Wednesday, May 3, 2017

Not His Story: Powerful Women, Unite!

".....when we grow up, we may think that we're the only person with the problem we face and no one can help us but ours. But the truth is, to find the answer on our problem, we have to meet other people and seek for solution from their experience..."

Statement di atas adalah rangkuman yang gue buat dari apa yang telah disampaikan oleh Sophia Amoruso, the woman behind Nasty Gal and the 'Girl Boss' book, pada saat acara Resonation hari Sabtu yang lalu (29/4). Sebagai salah satu pembicara yang cukup dinanti-nanti dalam acara Resonation 2017, Sophia Amaruso banyak berbagi pengalaman hidupnya. Tidak hanya sebatas membahas pengalamannya dalam mendirikan salah satu perusahaan retail yang cukup ternama di Amerika, Nasty Gal, tetapi juga pengalamannya dalam mencari 'The Right Guy'. Satu pesan yang cukup melekat diingatan gue terkait dengan love life adalah, 'find someone that going to be 'on' because of your ambition...if he's going to be, then he's the one'. 



Kisah dan pesan-pesan menarik dari pengalaman hidup seorang Sophia Amoruso tentunya tidak pernah akan gue peroleh kalau gue tidak datang ke Resonation 2017, a women empowerment conference, yang berlangsung di The Kasablanka hari Sabtu, 29 April 2017 yang lalu. Dengan mengusung tema What's Stopping You, Resonation yang digagas (salah satunya) oleh Nina Moran, one of the fearless sisters behind my favorite magazine, GoGirl!, menjadi ajang bertemunya para perempuan untuk bisa saling berbagi pengalaman, berbagi cerita, dan saling mendukung untuk mewujudkan wanita-wanita Indonesia yang berdaya. Acara yang dimulai pukul 8 pagi hingga pukul setengah 6 sore itu terdiri dari sejumlah kegiatan, mulai dari acara hiburan, talk show dengan sejumlah inspiring women (and men!), hingga sharing session yang menjadi kegiatan favorit gue.

Sunday, April 16, 2017

Being A Plus-Size Women: What Hold You Back?

'Diet_sehatlangsing started following you'
'dr_peninggi_pelangsing_no_1 started following you'
'solusiperutbun.cit started following you '

Bagi pengguna instagram, pasti pernah beberapa kali mendapat notification bahwa akun kita diikuti oleh akun-akun yang menawarkan produk pelangsing atau jasa konsultasi untuk mendapat tubuh yang lebih kurus. Sering menggunakan hashtag #plussizeindonesia atau #plussize dan mengunggah foto-foto diri sendiri rasanya merupakan alasan dari akun-akun tersebut mengikuti gue di Instagram. Probably because i have big body, they see me as  a potential customer. Atau dalam kata lain, they became my followers because they have the stereotype that girls like me, who have big body, want to have skinnier body. Annoying? Kind of, tapi kondisi tersebut gak bisa dipungkiri karena yaaa pada dasarnya mereka sedang berusaha mencari sesuap nasi dan segenggam berlian dengan memanfaatkan stereotype yang ada pada para pengguna instagram.

one of my favorite photo-shoot session on ANTM when they talked about how stereotype 'eat' them all.

Bicara tentang stereotype, begitu menarik ketika gue sadar bahwa hidup kita gak bisa lepas dari stereotype itu sendiri, baik yang melekat pada diri kita maupun yang kita lekatkan pada diri orang lain. Sebelum membahas lebih lanjut, i think it's important to understand what's stereotype.

Sunday, January 8, 2017

Being a Plus-Size Women: Romusa isn't Trending Anymore!

Pernah dengar istilah 'romusa'?

Kalau kalian jawab 'kerja paksa di zaman penjajahan Jepang', well great! Karena kalian masih ingat pelajaran sejarah. Tapi Romusa yg gue maksud bukan itu.

Istilah Romusa yang gue acu kali ini muncul dari cerita salah satu dosen gue yang mengunjungi salah satu daerah di Papua. Salah seorang penduduk lokal yang berinteraksi dengan dosen gue menyebutkan istilah tersebut setelah seakan-akan melihat kebingungan di wajah dosen gue karena penduduk di tanah Papua punya wajah yang mirip-mirip. Romusa yang dimaksud adalah adalah kependekan dari 'Rombongan Muka Sama'.

Istilah itu selalu gue ingat karena berkesan banget! Dan setelah dipikirkan lagi, even di Jakarta yang  orang-orangnya sudah lebih diverse, Romusa masih bisa kita temukan loh!

Dimana?

Coba saat kalian bermain ke pusat perbelanjaan di Jakarta (atau kota-kota besar lainnya) perhatikan para wanita muda yang ada di sana dan coba cari sejumlah persamaannya. Selama ini gue melihat bahwa sebagian besar wanita muda di mall punya penampilan yang serupa: rambut panjang dan ikal di bagian bawah, wearing make up, pakai baju yang modelnya serupa, dan punya cara jalan yang mirip-mirip. Atau yang paling mudah, coba kunjungi akun-akun yang menampilkan cewek-cewek yang dinilai cantik dari suatu Universitas, most of them have similar characteristics, baik dari cara foto maupun dari penampilannya.

Buat gue, itulah Romusa di Jakarta.

There's a possibility serupanya penampilan para wanita muda di Jakarta disebabkan oleh adanya stereotype tentang 'wanita cantik'. Dalam berbagai kesempatan, para pria yang gue kenal punya preferensi untuk menyebut wanita yang punya tubuh langsing, rambut panjang, dan kulit putih (atau mungkin lebih tepatnya terawat kali yaa) sebagai sosok makhluk yang cantik. Karena stereotype itulah banyak wanita yang kita lihat di mall atau media sosial punya gaya yang serupa....agar bisa masuk atau memenuhi pandangan masyarakat tentang 'cantik'.

nothing wrong about it. Sudah hakikat dasar manusia untuk menyesuaikan diri, baik dari segi fisik maupun lainnya, agar dapat masuk dan diterima dalam suatu kelompok masyarakat. Simply because nobody wants to end up alone, right?! Nah, tapi jangan sampai kita lupa bahwa 'cantik itu relatif'!

Setiap individu punya pandangan tersendiri tentang kecantikan: ada yang punya preferensi wanita berkulit sawo matang-lah yang menarik, ada juga yang lebih suka wanita dengan tubuh berisi, atau ada juga yang lebih suka wanita yang terkesan tomboy...mungkin pandangan itu kalah populer dengan apa yang kita sering dengar tentang karakteristik wanita cantik, tapi percayalah....'cantik' itu sifatnya benar-benar relatif, tergantung preferensi masing-masing orang.

Mempercayai bahwa 'cantik itu relatif' adalah hal yang penting....penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri kita agar be ourselves instead of someone else. Jangan langsung minder ketika kita tidak memiliki tubuh layaknya Kendall Jenner atau Gigi Hadid yang kini menjadi referensi untuk 'wanita cantik', simply because we're not them and they are not us!

Seperti yang sering gue singgung di blog ini, menjadi percaya diri atau nyaman menjadi diri sendiri adalah hal paling utama untuk bisa bertahan di masyarakat yang serba melihat penampilan fisik. Rasa PD itu nantinya akan terpancar dari diri kita dan jadi magnet tersendiri bagi orang-orang untuk menjadi teman atau mungkin pasangan hidup kita di masa depan. Bahkan, dengan memiliki penampilan yang berbeda dari stereotype 'wanita cantik' dapat membantu kita mengetahui mana orang-orang yang tulus berteman dengan kita dan mana yang berteman hanya karena penampilan fisik saja loooh :p

Im writing this just to remind you this: semua wanita itu cantik, dan your life is worth more than what society think about 'being beautiful'. It's time to embrace your own definition of 'beautiful' and show it to the world!

So, masih mau jadi Romusa atau be your own kind of beautiful? ;)

Sunday, January 1, 2017

Not His Story: What 2016 Had Done to (and Taught) Me!

Happy New Year 2017! 
Alhamdulillah masih diberikan kesempataan untuk bernafas sama Tuhan hingga dapat merayakan pergantian tahun lagi kali ini. How's your new year eve? I spent my night with my big family and i couldn't ask for more. Semoga saja tahun 2017 lebih baik dari sebelumnya, Aamiin.

Tahun 2016 telah banyak memberikan kenangan dan pelajaran yang menarik sekaligus penting untuk kehidupan gue, mulai dari ngurusin skripsi, mencari kerja, jalan-jalan bersama orang-orang yang gue sayang, sampai akhirnya ditutup dengan pengalaman menjadi seorang anak magang di salah satu perusahaan yang terbilang cukup besar di Indonesia. Bisa dibilang, tahun 2016 membuat hidup gue lebih dinamis. Setelah beberapa hari kemarin  menyempatkan diri untuk merefleksikan hidup di satu tahun belakangan ini, gue menemukan ada beberapa aspek dalam kehidupan gue yang 'diotak-atik' oleh tahun 2016 dan menghasilkan pelajaran penting as my guidance to survive in 2017. And I guess it's time for me to share what 2016 had done (and taught) to you...siapa tahu bisa jadi pembelajaran juga ;) Here we go!

1. On Health
2016 bisa dibilang tahun pengujian akan kesehatan gue. Setelah beribu-ribu tahun gue gak menggunakan inhaler untuk mengatasi asma, tahun ini rekor itu pecah lewat beberapa kali serangan asma di tahun 2016. Bagi yang mengikuti gue di media sosial, pasti tahu bahwa gue cukup sering menghabiskan waktu di gym (meskipun gak rutin). Logika sederhananya sih, kalau sering berolahraga penyakit asma harusnya bisa teratasi. Tetapi kenyataan menunjukkan hal sebaliknya. Selain asma, di akhir tahun 2016 gue harus menghadapi demam tifoid dan flu berat yang membuat gue gak konsen kerja dan merasa cepet banget capek.

Awalnya gue berfikir ini karena gue kurang olah raga, kurang gerak. Tapi setelah difikirkan lagi, setiap gue sakit, baik asma, tifus, ataupn flu, gue pasti sedang ada dalam kondisi banyak pikiran.At that point, i learn about the importance of balancing mind and body. Pikiran kita itu sangatlah kuat. Ketika pikiran-pikiran negatif mendominasi, tubuh kita juga akan terpengaruh oleh hal tersebut. Akhirnya jadi lebih rentan untuk terkena penyakit dan mengganggu produktifitas kita. Meskipun sudah rajin olah raga, menjaga makan, atau minum vitamin, tubuh kita akan tetap rentan kalau pikiran kita tidak dijaga untuk stay positive. I understand how hard it is to manage the positive mind, tapi hasil gak akan menghianati prosesnya.

Belajar dari apa yang tahun 2016 lakukan pada kesehatan gue, I want to pay more attention on my health this year by live with positive mind to make a positive body in 2017. Semoga saja serangan-serangan asmara di tahun 2017 ini tidak terjadi seheboh tahun lalu.

2. On Being Confident
Bisa dibilang, tahun 2016 banyak mengajarkan gue seputar how to love my body even thought I don't have Kendall Jenner's body. Gue semakin paham bahwa tubuh dengan bentuk dan ukuran apapun itu bukanlah penghalang untuk menjadi sosok yang percaya diri. Gue banyak belajar lebih banyak tentang hal tersebut di tahun 2016 setelah berbincang langsung dengan tiga orang plus-size influencers yang gue ikutin di media sosial; Irene Tanudibroto, Annissa Mawinda, dan Aditira, untuk skripsi gue. Selain dari ketiga sosok inspiratif (dan stylish!) tersebut, gue juga banyak belajar dari sesama plus-size yang gue kenal lewat Instagram setelah gue sering menulis seputar life as plus-size women in Indonesia di blog dan mengunggah foto-foto OOTD di Instagram.

Meski merasa lebih PD tentang tubuh, gue menyadari bahwa tingkat kepercayaan diri gue masih harus lebih ditingkatkan dalam lingkup pekerjaan. Gue merasa masih kurang PD untuk mengungkapkan pendapat ataupun ide-ide dalam pekerjaan. Asumsi gue karena masih belum terbiasa dengan dunia kerja.

In 2017, I would like to maintain my confidence level and also bring it to another level, which is the professional one. Hopefully, it could help me to excel my role in professional environment, Aamiin.

3. On Expanding My Network
Sejak awal tahun 2016, gue diberikan Tuhan banyak kesempatan untuk bisa mengenal orang-orang hebat lewat berbagai event. Misalnya saja di akhir Januari, gue berkenalan dengan sejumlah mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia yang mendapat undangan untuk ikut dalam acara Asean Career Fair with Japan di Singapura. Lalu gue bisa sharing dengan para plus-size influencers seperti Irene, Annissa, Tira, Intan Kemala Sari, dan mbak Ririe Bogar, baik secara langsung maupun secara online. Gue juga bisa berkenalan dengan sesama plus-size dan akhirnya jadi teman baik. Selain itu, gue berkesempatan untuk masuk ke tahap 'Assessment Center' untuk Unilever Future Leader Program (MT-nya Unilever) dan berkenalan dengan sejumlah kandidat yang keren-keren dari segi experiences-nya. Gak hanya itu, di penghujung tahun 2016, gue berkesempatan merasakan magang sampai bulan Mei mendatang di Unilever. Tentunya kesempatan itu memberikan akses untuk gue to expand my network lewat bekerja dengan orang-orang hebat di divisi Human Resource. 

Di tahun 2016 ini, gue berusaha untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan (meskipun ada sih satu hal yang gue sia-siakan dan menimbulkan penyesalan mendalam) untuk bisa menambah networking dan belajar dari pengalaman mereka. Harapannya, di tahun 2017 gue bisa menambah network gue dan belajar lebih banyak lagi dari orang-orang hebat lainnya to help me achieve my dream.

4. On Chasing My Dream
Di akhir tahun 2016, gue menyadari there's million way to make my dream come true, as long as you don't stop exploring things. Saat lulus kuliah, gue langsung mendaftar di sejumlah perusahaan media supaya keinginan gue menjadi seorang reporter yang could produce inspiring articles bisa terwujud. Namun sayang, sepertinya Tuhan belum mengizinkan gue untuk bekerja di perusahaan media saat ini.

Awalnya gue sedih, namun gue menyadari bahwa bekal gue untuk menjadi seorang jurnalis masih terbatas, dan kesempatan untuk magang di Unilever yang gue jalani saat ini sebenarnya menjadi cara Tuhan untuk menunjukkan bahwa I can be a journalist through another way. Di Unilever posisi gue memang gak ada sangkut pautnya dengan media, tapi gue bisa belajar banyak dari sejumlah pekerjaan yang telah, sedang, dan akan gue lakukan selama program magang sebagai bekal menjadi seorang jurnalis yang baik di masa yang akan datang.

Hopefully, I can learn a lot from my current position and make my dream comes true this year. I also hope to still got a chance to explore more doors to another great opportunity that will be useful for my life, personal and professional. Aamiin.


Tahun 2016 telah memberikan gue setidaknya empat pelajaran berharga yang menjadi bekal hidup gue di tahun 2017. Thank you for all ups and downs, for all laugh and tears, for everything my dear 2016. Let's start 2017 by saying Bismillah!

See you on the next post!